Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemkomdigi-Inggris Rilis Laporan Kebijakan AI, Bakal Jadi Acuan Roadmap

WhatsApp Image 2025-07-28 at 15.33.52_054861b6.jpg
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria (IDN Times/Lia Hutasoit)
Intinya sih...
  • Laporan AI Policy Dialogue Country Report menjadi dasar penyusunan roadmap AI nasional, fokus pada infrastruktur, talenta digital, dan riset AI.
  • Perpres regulasi AI diharapkan terbit September 2025 untuk seimbangkan inovasi dan mitigasi risiko.
  • Laporan ini menekankan investasi AI, pengembangan talenta, kerja sama internasional, serta mendorong adopsi AI di enam sektor kunci di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengumumkan AI Policy Dialogue Country Report yang menjadi laporan tentang artificial intelligence (AI) dalam kerja sama antara Indonesia dan Inggris.

Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria mengatakan, AI Policy Dialogue Country Report disusun berangkat dari hal-hal yang fundamental hingga hal-hal yang lebih spesifik. Mulai dari building blocks yang diperlukan Indonesia untuk mewujudkan adopsi AI yang bermakna, serta sejumlah use cases, tantangan dan implikasi pemanfaatan AI pada enam sektor kunci.

"Dengan pemahaman yang luas dan mendalam tersebut, laporannya ini diharapkan dapat membuka pemahaman kita mengenai lanskap AI di Indonesia, sehingga mampu menentukan arah kebijakan AI ke depan," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).

1. Jadi dasar dalam penyusunan roadmap AI nasional

ilustrasi artificial intelligence (pexels.com/Tara Winstead)
ilustrasi artificial intelligence (pexels.com/Tara Winstead)

Nezar menekankan apa yang sudah dilakukan saat ini akan diperkuat, terutama pemerintah sebagai fasilitator dan akselerator yang menghubungkan semua pemangku kepentingan.

Dia menyebut laporan ini akan menjadi dasar dalam penyusunan roadmap AI nasional, bersama dengan dokumen Readiness Assessment Methodology hasil kerja sama dengan UNESCO.

Nezar juga menyoroti pentingnya memperkuat infrastruktur, pengembangan digital talent, serta riset dan pengembangan AI. Pemerintah, kata dia, berupaya menjaga keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko.

"Sehingga kita tidak perlu meregulasi secara berat atau heavy regulated. Kita juga tidak mau terlalu less, terlalu kurang, sehingga terasa adanya kekosongan dalam regulasi," katanya.

2. Perpres regulasi AI dicanangkan terbit September 2025

Wamen Komdigi, Nezar Patria di Semangat Awal Tahun 2025, Rabu (15/1/2025). (IDN Times/Tata Fierza)
Wamen Komdigi, Nezar Patria di Semangat Awal Tahun 2025, Rabu (15/1/2025). (IDN Times/Tata Fierza)

Menurut Nezar, Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur kecerdasan buatan ini bakal diterbitkan pada September 2025. Ini jadi upaya seimbang antara dorongan inovasi dan mitigasi risiko.

Nezar menyebut draf regulasi ditargetkan rampung akhir Juli. Selanjutnya akan digelar diskusi publik pada Agustus, dan diharapkan sudah berbentuk draf Peraturan Presiden pada September.

“Nanti kita harapkan bisa diharmonisasi lebih jauh oleh Kementerian Hukum, dan juga di Kementerian Sekretariat Negara,” kata dia.

3. Tekankan investasi AI, pengembangan talenta, serta kerja sama internasional

WhatsApp Image 2025-07-28 at 15.33.54_11cf43da.jpg
Kepala Bidang Ekonomi dan Digital Kedubes Inggris, Samuel Hayes (IDN Times/Lia Hutasoit)

Sementara, Kepala Bidang Ekonomi dan Digital Kedubes Inggris, Samuel Hayes, menjelaskan laporan ini lahir dari tujuh dialog kebijakan AI sejak September, melibatkan lebih dari 100 pihak dari pemerintah, industri, akademisi, hingga masyarakat sipil.

“Mereka berbagi wawasan, mengangkat kekhawatiran, dan memicu ide-ide semua, dengan satu tujuan memastikan AI diterapkan dan diatur secara bertanggung jawab," kata dia dalam kesempatan yang sama

Hayes menyebut laporan ini sejalan dengan AI Opportunity Action Plan dan Modern Industrial Strategy Inggris, yang menekankan investasi AI, pengembangan talenta, serta kerja sama internasional.

4. Enam sektor kunci dorong adopsi AI di Indonesia

Ilustrasi AI membantu proses coding di dunia kerja. (iStock/Khanut Khiritchuchalai)
Ilustrasi AI membantu proses coding di dunia kerja. (iStock/Khanut Khiritchuchalai)

Co-founder and Chief Growth Officer at Think Policy Indonesia, Florida Andriana, mengatakan adopsi AI di Indonesia menunjukkan prospek cerah, namun belum merata di seluruh sektor. Dia mengungkap ada enam sektor pemegang peranan penting dalam pembangunan ekosistem, mulai dari e-ommerce, perbankan dan finansial, layanan kesehatan, ekonomi kreatif, dan sustainability.

Andriana mencontohkan e-commerce diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS pada 2025. AI membantu mengoptimalkan pengalaman konsumen, logistik, dan sistem pembayaran. Di bidang pendidikan, AI percepat pengembangan talenta digital dan mendorong transformasi digital berkelanjutan.

Ekonomi kreatif dapat peluang lewat model bisnis inovatif, meski juga menghadapi tantangan terhadap nilai kerja artistik. Sektor keberlanjutan memanfaatkan AI untuk mitigasi perubahan iklim, pengelolaan sampah, dan energi terbarukan.

Kemudian, banking and finance semakin terdigitalisasi dengan AI yang memperkuat keamanan transaksi dan menarik investasi global. Sementara, sektor kesehatan mengandalkan AI untuk memperluas akses layanan lewat telemedisin, diagnostik digital, dan platform kesehatan yang inklusif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us