KPK Cegah Risiko Korupsi dalam Penanganan Bencana Sumatra

- Donasi bisa datang dari berbagai pihak, baik langsung maupun melalui lembaga tertentu.
- KPK libatkan Baznas dalam Hakordia untuk mendukung korban bencana di Sumatra.
- Ada 929 korban meninggal dunia dan lebih dari 5 ribu jiwa luka-luka akibat bencana Sumatra.
Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto mengungkapkan akan mengantisipasi risiko korupsi dalam penanganan bencana di Sumatra. Apalagi, semua pihak bisa memberikan donasi selama penanganan bencana.
"Kami akan menugaskan kedeputian yang terkait dengan itu, apakah ada Korsup (Koordinasi dan Supervisi) atau mungkin pencegahan untuk bekerja sama melihat supaya jangan sampai itu berulang kembali ada penyimpangan-penyimpangan berkaitan dengan bantuan, ya donasi dari masyarakat," ujar Setyo kepada wartawan di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Senin (8/12/2025).
1. Donasi bisa datang dari berbagai pihak

Setyo mengatakan, bencana di Sumatra membuat banyak pihak bisa berdonasi dari berbagai medium. Ada yang langsung maupun lewat lembaga tertentu.
"Semua pihak bisa memberikan donasi. Ada yang dilakukan secara langsung, ada yang dilakukan melalui lembaga yang sudah ditentukan," ujarnya.
2. KPK libatkan Baznas dalam Hakordia

Purnawirawan Polri itu mencontohkan, KPK dalam melaksanakan rangkaian acara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) juga melibatkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Sehingga masyarakat yang berpatisipasi dalam Hakordia juga bisa menyumbang bagi korban bencana di Sumatra.
"Ini menjadi salah satu pemikiran dan upaya kami untuk ikut mendukung apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka supaya proses penyaluran bantuan-bantuan itu akan sesuai dengan peruntukannya," ujarnya.
3. Ada 929 korban meninggal dunia karena bencana Sumatra

Sebelumnya, jumlah korban bencana Sumatra masih terus bertambah. Hingga Minggu (7/12/2025), jumlah korban tewas telah mencapai 929 jiwa, sedangkan 274 masih hilang.
Kabupaten Agam mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 122 jiwa. Wilayah lainnya yang terdampak parah adalah Tapanuli Selatan dengan 85 korban jiwa, diikuti Aceh Timur 57 jiwa, Pidie Jaya 47 jiwa, dan Bireuen 36 jiwa. Beberapa daerah lain seperti Aceh Tenggara, Langkat, Kota Subulussalam, dan Pasaman Barat juga mencatat puluhan korban jiwa.
Selain itu, BNPB mencatat korban yang mengalami luka-luka tercatat mencapai lebih dari 5 ribu jiwa.
















