Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo Percepat Pembangunan Huntara untuk Korban Banjir Sumatra

Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) penanganan bencana banjir Sumatra di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025) (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) penanganan bencana banjir Sumatra di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025) (dok. Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Prabowo memimpin rapat terbatas penanganan bencana banjir Sumatra di Banda Aceh
  • Pemerintah berencana membangun Huntara tipe 36 berukuran 8x5 meter dengan anggaran sekitar Rp30 juta per unit
  • Huntara dirancang untuk dihuni maksimal satu tahun sebelum warga dipindahkan ke Hunian Tetap (Huntap)
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas penanganan bencana banjir Sumatra di Banda Aceh, Minggu (7/12/2025). Dalam rapat tersebut, ia menegaskan perlunya percepatan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) agar para pengungsi tidak berlama-lama tinggal di tenda darurat.

Kepala BNPB, Suharyanto, menjelaskan pemerintah berencana membangun Huntara tipe 36 berukuran 8x5 meter. Hunian ini dinilai lebih layak dibanding tenda.

“Jadi daripada mereka tinggal di tenda, ini lebih representatif mereka tinggal di hunian sementara,” ujar Suharyanto saat melapor kepada Presiden.

Prabowo kemudian menanyakan estimasi biaya per unit Huntara. Suharyanto menyebut anggarannya sekitar Rp30 juta lengkap dengan fasilitas sanitasi. Presiden langsung merespons positif.

“Saya kira termasuk murah itu ya. Tipe 36 harga 30 juta,” kata Prabowo.

Suharyanto menambahkan, Huntara dirancang untuk dihuni maksimal satu tahun sebelum warga dipindahkan ke Hunian Tetap (Huntap). Namun Prabowo menilai, jika kualitas bangunan baik, masa pakainya bisa lebih panjang sembari menunggu ketersediaan lahan Huntap.

Terkait durasi pembangunan, Suharyanto menjadikan penanganan pascabencana di Gunung Lewotobi sebagai rujukan. Satgas Kodam IX/Udayana saat itu berhasil memindahkan 8 ribu Kepala Keluarga (KK) ke Huntara dalam waktu enam bulan.

Mendengar laporan tersebut, Prabowo meminta target waktu yang lebih cepat untuk penanganan di Sumatra.

"Membangunnya enam bulan jadi memindahkan 8.000 KK. Kalau bisa lebih cepat ya dari enam bulan," kata Prabowo.

BNPB menyanggupi arahan Presiden dengan melibatkan Satgas TNI dan Polri, mengikuti pola yang diterapkan saat penanganan di Lewotobi. Meski demikian, Suharyanto menyoroti kendala utama, yakni ketersediaan lahan untuk Huntap yang sering memakan waktu panjang.

Menanggapi hal tersebut, Prabowo menginstruksikan kementerian terkait, khususnya ATR/BPN dan Kementerian Kehutanan, untuk meninjau ulang Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan. “

Dicek semua, kalau perlu HGU-HGU bisa dicabut sementara, dikurangi. Ini kepentingan rakyat, lebih penting. Lahan harus ada,” tegas Prabowo.

Presiden juga membuka opsi penerapan metode fabrikasi untuk mempercepat pembangunan jika lahan terbatas. Pemerintah turut membahas anggaran Huntap yang saat ini ditetapkan Rp60 juta per unit. Suharyanto menyebut angkanya sudah sangat minimal.

“Rp60 juta sudah mepet Bapak Presiden, sudah sangat minim. Nanti si penerima bisa menambah dengan uangnya sendiri,” bebernya.

Prabowo menilai perlunya penyesuaian anggaran seiring kenaikan harga bahan bangunan. “Oke, mungkin tentunya kita hitung kenaikan harga ya, inflasi dan sebagainya,” imbuh Presiden.

"Oke, mungkin tentunya kita hitung kenaikan harga ya, inflasi dan sebagainya," imbuh Prabowo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in News

See More

Klub Malam di India Terbakar, 25 Orang Tewas

08 Des 2025, 06:07 WIBNews