Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPPA: Peran Keagamaan Penting dalam Perlindungan Perempuan-Anak

Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Rapat Paripurna DPR RI saat pengesahan RUU TPKS pada Selasa (12/4/2022). (dok. KemenPPPA)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan tokoh agama dan organisasi keagamaan punya pengaruh dalam mewujudkan masyarakat inklusif yang meberikan kesempatan yang setara kepada perempuan.

“Melalui para tokoh agama dan peran dari lembaga keagamaan, kami mengajak untuk dapat terus mengangkat nilai-nilai agama yang kami yakin tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi terhadap perempuan dan anak," kata Menteri Bintang dalam pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wanita Kristen Indonesia (DPP PWKI) Masa Bakti: 2022–2027 dan Perayaan Natal 2022, di Jakarta, dilansir Kamis (15/12/2022).

1. Perempuan bisa berperan membina jemaah

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga saat melakukan kunjungan kerja ke Ponorogo (dok. KemenPPPA)

Bintang mengatakan perempuan bisa berperan membina jemaah, keluarga, dan masyarakat sehingga terwujud moderasi beragama di Indonesia. Selain itu perempuan juga bisa memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak 

“Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) akan terus bersinergi dengan berbagai unsur baik dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan lembaga masyarakat lainnya, seperti yang sudah kita lakukan hingga saat ini,” kata dia.

2. Upaya penghapusan kekerasan oleh seluruh tokoh kristen dan jemaatnya

Warga melintasi Gereja Pantekosta Bukit Zaitun (kiri) dan Masjid Dakwah Wanita (kanan) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (5/4/2022). Masjid Dakwah Wanita dan Gereja Pantekosta Bukit Zaitun merupakan dua rumah ibadah yang letaknya berdampingan dan dibangun bersamaan pada tahun 1960 (ANTARA FOTO/Jojon)

Bintang mengajak Pengurus PWKI masa bakti 2022-2027 yang baru dilantik terus mendukung upaya pemerintah, terutama dalam mengakhiri kekerasan perempuan dan anak, termasuk penghapusan pekerja anak dan perkawinan anak, meningkatkan peran perempuan terutama dalam perekonomian dan kewirausahaan, serta memperkuat peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan.

Seluruh tokoh agama Kristen dan jemaatnya juga diajak untuk dapat berkontribusi nyata dalam selesaikan segala permasalahan perempuan dan anak dan serta upaya kurangi kekerasan.

“Saya berharap para umat Kristen yang ada di pelosok desa juga dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang bagaimana membantu menyelesaikan permasalahan perempuan dan anak,” kata Bintang.

3. Marginalisasi ketidakadilan gender hingga pemiskinan

Kegiatan ibadah perayaan Natal di gereja GBI Penajam diikuti oleh seluruh jamaat gereja dengan tenang dan lancar (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Sementara itu, Ketua Umum DPP PWKI, Pdt. Treisje Mambo menyebutkan beberapa permasalahan bangsa Indonesia, salah satunya masih adanya marginalisasi berupa ketidakadilan gender, pemiskinan, serta tantangan dan berbagai ancaman di mana korban terbesarnya adalah kaum perempuan, baik di kota maupun di pedesaan.

“Masalah perempuan adalah masalah dunia, menyangkut hak hidup seluruh generasi umat manusia. Maka perempuan pun harus bangkit dan berdiri di garis depan, untuk menjadi pembawa terang di tengah kegelapan. Menjadi perempuan yang berani memilih jalan lain, jalan yang tidak biasa, jalan yang berani untuk mendobrak kemapanan yang menindas, tradisi-tradisi yang mematikan, dan belenggu-belenggu yang tidak manusiawi yang memutus tali harmoni kesetaraan sebagai sesama manusia,” kata Treisje.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Dwi Agustiar
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us