Legislator NasDem Nilai Soeharto Punya Kontribusi Besar Buat Bangsa

- Simbol penghargaan terhadap semangat pengabdian dan nilai-nilai nasionalisme
- Istana tetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025
- Daftar lengkap 10 pahlawan nasional
Jakarta, IDN Times - Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Rachmat Gobel, menilai Presiden kedua RI, Soeharto, layak diangkat sebagai pahlawan nasional karena kontribusinya yang besar kepada negara.
“Setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan, namun kontribusi Pak Harto sangat besar bagi bangsa dan negara ini,” kata Gobel dalam keterangannya, dikutip Senin (10/11/2025).
Menurut Gobel, penghargaan tersebut menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat persatuan dan kebanggaan nasional. Ia berharap masyarakat dapat menilai sejarah dengan bijak tanpa terjebak pada perdebatan masa lalu.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pendahulunya,” imbuh dia.
1. Simbol penghargaan terhadap semangat pengabdian dan nilai-nilai nasionalisme

Sementara, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menganggap keputusan pemerintah tersebut sudah tepat dan selaras dengan semangat keadilan sejarah.
Din menekankan penghargaan ini bukan hanya bentuk penghormatan personal, tetapi juga simbol penghargaan terhadap semangat pengabdian, dan nilai-nilai nasionalisme yang pernah dijalankan Soeharto. Ia mengajak masyarakat untuk melihat penganugerahan ini sebagai refleksi bangsa Indonesia tidak melupakan jasa pemimpinnya.
“Karena selama 32 tahun dari kepemimpinan beliau sebagai presiden, saya tahu pasti beliau adalah seorang pemimpin yang mempunyai komitmen untuk membangun bangsa dan negara,” ujar Din.
2. Istana tetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh dari berbagai daerah dan latar perjuangan. Upacara ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan dan dihadiri keluarga penerima gelar.
Dalam suasana khidmat, satu per satu nama tokoh diumumkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Tahun ini, perhatian publik tertuju pada tiga sosok yang paling banyak diperbincangkan, yaitu Presiden ke-4 RI Abdurachman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-2 RI Jenderal Besar TNI Soeharto, dan Marsinah, aktivis buruh perempuan yang gugur memperjuangkan keadilan bagi pekerja.
Keluarga Gus Dur turut hadir di Istana Negara. Sang istri, Sinta Nuriyah Wahid bersama putrinya, Yenny Wahid, menerima langsung gelar pahlawan untuk Gus Dur dari Presiden Prabowo.
Momen ini menjadi refleksi penghargaan atas kiprah Gus Dur sebagai tokoh pluralisme dan demokrasi di Indonesia.
Sementara itu, Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto) hadir mewakili keluarga Soeharto.
Dari kalangan pekerja, penghormatan diberikan kepada Marsinah, buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, yang menjadi simbol perjuangan hak-hak pekerja. Gelar pahlawan diterima oleh kakak dan adiknya yang hadir mewakili keluarga.
Selain ketiga nama besar tersebut, tujuh tokoh lainnya juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2025.
3. Daftar lengkap 10 pahlawan nasional

Berikut daftar 10 tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional:
1. Abdurachman Wahid (Gus Dur) - Jawa Timur (Bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam)
2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Jawa Tengah (Bidang perjuangan yang menonjol sejak masa kemerdekaan)
3. Marsinah – Jawa Timur (Bidang perjuangan sosial dan kemanusiaan)
4. Mochtar Kusumaatmaja – Jawa Barat (Bidang perjuangan hukum dan politik)
5. Hajjah Rahma El Yunusiyyah – Sumatra Barat (Bidang perjuangan pendidikan Islam)
6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Jawa Tengah (Bidang bersenjata)
7. Sultan Muhammad Salahuddin – Nusa Tenggara Barat (Bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi)
8. Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur (Bidang perjuangan pendidikan Islam)
9. Tuan Rondahaim Saragih – Sumatra Utara (Bidang perjuangan bersenjata)
10. Zainal Abidin Syah – Maluku Utara (Bidang perjuangan politik dan diplomasi).


















