Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Luhut Beberkan Alasan Pilih Prabowo di Pilpres 2024

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (26/1/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dukungannya untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Luhut menggarisbawahi pentingnya kontinuitas atau keberlanjutan dalam pembangunan negara. Dia berpendapat bahwa program-program yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo tidak akan selesai selama masa jabatannya dan tidak dapat selesai sepenuhnya pada masa pemerintahan berikutnya.

Oleh karena itu, Luhut menekankan perlunya menjaga keberlanjutan program-program tersebut dan menghindari perubahan-perubahan drastis yang bisa mengakibatkan pembangunan dimulai dari awal lagi.

“Keberlanjutan menjadi kunci. Tidak perubahan-perubahan. Perubahan itu kita mulai dari nol lagi. Mulai dari nol lagi itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, sebagai kepala staf presiden dan sebagai menteri, berbagai jabatan, tidak gampang. Yang ngomong-ngomong itu, yang hanya omong-ngomong aja, coba dilakukan,” kata Luhut melalui akun pribadinya di Instagram, Sabtu (3/2/2024).

1. Luhut sebut hanya Prabowo yang responsnya paling bagus diajak berdiskusi

Prabowo saat menghadiri acara apel akbar bersama relawan muda TKN di JCC Senayan, Jakarta, Jumat, (2/2/2024). (Dok. TKN Prabowo-Gibran)

Luhut menjelaskan upayanya untuk membawa diskusi mengenai program-program pembangunan, seperti program hilirisasi rumput laut, kepada para calon presiden. Dia menyebut bahwa Prabowo merespons positif dan aktif terlibat dalam pembahasan dengan mengirim timnya.

“Diskusi ini yang saya bawa, saya tawarkan beberapa kepada calon presiden-calon presiden itu dan wakil presiden itu, tapi yang merespons sangat positif dan langsung juga dengan langkah-langkah, dia adalah Pak Prabowo,” ujarnya.

Luhut menyoroti kebutuhan untuk terus melanjutkan program-program yang sudah dijalankan, termasuk hilirisasi rumput laut.

“Dan beliau (Prabowo) sangat setuju dan ini harus dilakukan. Dia bilang sama saya, 'bang, ini harus dilakukan, harus diteruskan karena ini program yang sangat baik sekali’,” ucap Luhut.

2. Luhut singgung capaian positif pemerintahan saat ini

Presiden Jokowi serahkan PIP di Gor Bung Karno, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Luhut menyampaikan kinerja positif Presiden Jokowi dalam mengelola perekonomian Indonesia. Dia menyoroti pencapaian ekonomi yang diakui oleh dunia, seperti inflasi di bawah 3 persen, surplus ekspor selama 44 bulan berturut-turut, dan sebagainya.

Dia juga mencatat bahwa mata uang rupiah Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar internasional, seperti kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed).

“Semua karena kebijakan-kebijakan ekonomi yang dibuat oleh Pak Jokowi dengan tim ekonominya, yang menurut hemat saya, itu juga tim ekonomi yang baik sekali. Ini kerja sama semua,” tutur dia.

Luhut juga menyinggung keberhasilan program hilirisasi Indonesia yang diakui dunia, serta keberanian Jokowi dalam menghentikan ekspor bahan baku untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Dia juga menekankan bahwa proyek infrastruktur, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, yang awalnya dikritik, kini dinikmati oleh masyarakat.

3. Luhut khawatirkan program kebijakan diubah-ubah

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di RS Singapura. (Screenshot/akun IG@luhut.pandjaitan

Luhut menekankan pentingnya kesinambungan dalam kebijakan. Dia berpendapat bahwa perlu seorang presiden yang memahami dan bersedia melanjutkan program baik yang sudah dikerjakan.

“Jangan pula nanti ganti yang lain, mengganti lagi, kita research sampai 4 tahun mengenai seaweed ini atau lebih malah, mungkin. Dan sekarang kalau mau dibongkar lagi, kapan kita mau maju?” tanyanya.

Dia mengingatkan bahwa bonus demografi Indonesia hanya berlangsung hingga 2030, dan setiap tahun tanpa progres dapat mengakibatkan kehilangan momentum.

Luhut menyatakan bahwa tanpa kelangsungan, Indonesia mungkin tetap terjebak di middle-income trap dan tidak mencapai status negara berpendapatan tinggi serta target 10 ribu dolar AS per kapita pada 2030.

“Setiap tahun kita lengah, setiap tahun kita kehilangan momentum, sehingga kita tidak bisa keluar nanti dari middle income trap dan kita tidak bisa nanti jadi negara high income country,” tuturnya.

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Share
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us