Melek Teknologi, Tunanetra di Tulungagung Belajar Memanfaatkan Gawai

Tulungagung, IDN Times - Puluhan penyandang tunanetra di Tulungagung mengikuti pelatihan penggunaan smartphone yang digelar oleh Dinas Sosial setempat, Rabu (28/10/2020). Keterbatasan melihat tidak mengurangi semangat mereka untuk belajar. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya melatih kemandirian mereka dalam memahami dunia digital.
1. Diperlukan untuk komunikasi

Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Tulungagung, Setiaji menjelaskan, kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu upaya pemenuhan hak penyandang disabilitas. Kemajuan teknologi harus dipahami oleh penyandang tunanetra, sehingga mereka bisa mandiri dan tidak menggantungkan bantuan dari orang lain. Terlebih lagi, selama ini mereka banyak yang membuka jasa pijat.
"Komunikasi antara pelanggan dan tukang pijat sangat diperlukan. Tunanetra harus bisa menggunakan smartphone sebagai alat komunikasinya," jelas Setiaji.
2. Smartphone dilengkapi fitur talk back

Salah seorang mentor pelatihan, Irwan Dwi Kustanto mengatakan, hampir seluruh smartphone bisa digunakan oleh tunanetra. Mereka cukup mengaktifkan fitur talk back yang tersedia di smartphone-nya. Fitur ini sangat membantu untuk memberikan intruksi bagi tunanetra. Setiap menyentuh layar smartphone akan diketahui fungsinya memalui fitur ini.
"Sehingga mereka bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang normal lain. Seperti membaca WhatsApp, menelepon, mencari kontak, bahkan update status di media sosial," jelasnya.
3. Juga ajarkan beriklan melalui WA dan Facebook

Dalam pelatihan ini, peserta dilatih untuk menggunakan beberapa jenis aplikasi dan media sosial. Selain menggunakan WhatsApp, peserta juga dikenalkan dengan Facebook dan YouTube. Melalui ketiga aplikasi ini mereka bisa melakukan promosi jenis usaha mereka dan berkomunikasi dengan pelanggan.
"Kalau tukang pijat, mereka bisa memasang iklan di status WhatsApp dan Facebook, menghubungi pelanggan juga bisa dilakukan sendiri," tuturnya.
4. Sangat bermanfaat bagi tunanetra

Pelatihan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh Ali Mashar, salah seorang tunanetra. Menurutnya, saat ini semua hal sudah dilakukan serba online. Mulai dari belanja, belajar, hingga bisnis. Kondisi ini harus bisa diadaptasi oleh para penyandang tunanetra sepertinya. Jika sebelumnya Ali mengaku kesulitan dalam menggunakan smartphone, kini pria yang juga berprofesi sebagai weeding singer ini mengaku sudah bisa mengoperasikannya.
"Sangat terbantu dengan pelatihan ini, semoga teman-teman tunanetra lain bisa belajar juga," akunya.