Menag: Jemaah Haji Bakal Dapat Kompensasi Uang karena Distribusi Makanan Telat

- Jemaah mendapat 84 kali layanan katering selama di Makkah, termasuk saat fase puncak haji di Armuzna dan Madinah Al-Munawwarah.
- Perlunya perbaikan sistem distribusi makanan siap saji untuk jemaah haji agar tidak terjadi keterlambatan dan kebingungan dalam distribusi.
- Kualitas makanan sudah baik dan dapat dijadikan oleh-oleh, namun sistem distribusi perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran.
Makkah, IDN Times - Menteri Agama Nasaruddin Umar Menag mengatakan jemaah yang tidak menerima makanan di sejumlah hotel akan mendapat kompensasi. Peristiwa itu terjadi usai fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menag pun meminta maaf kepada jemaah haji Indonesia, atas keterlambatan distribusi makanan kepada jemaah.
“Kemarin ada keterlambatan distribusi makanan. Kita sudah antisipasi dengan cara jemaah yang tidak dapat makanan dikasih kompensasi uang,” ujar Nasaruddin di Makkah, Arab Saudi, Rabu (11/6/2025).
1. Jemaah mendapat 84 kali layanan katering selama di Makkah

Menag menyebut, selama berada di Makkah Al-Mukarramah, jemaah menerima 84 kali layanan katering. Selain itu, pada fase puncak haji di Armuzna, disediakan 15 kali makan, dan 27 kali makan saat berada di Madinah Al-Munawwarah. Layanan ini bekerja sama dengan sejumlah penyedia makanan asal Arab Saudi.
“Kami tidak ingin mengurangi sedikit pun hak-hak jemaah. Kalau ada keterlambatan seperti ini, akan kami penuhi. Mari kita saling memaafkan. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kenyataannya seperti ini. Maka kami datang langsung untuk memastikan pagi ini tidak ada lagi masalah,” kata dia.
Menag juga berdialog dengan jemaah haji terkait layanan konsumsi selama fase Armuzna. Jemaah menyatakan makanan cukup melimpah dan mereka merasa puas, terutama soal rasa di lidah mereka.
2. Perlunya perbaikan sistem distribusi makanan siap saji

Sementara, dalam keterangan terpisah, Amirulhaj sekaligus Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy, menyoroti perlunya perbaikan sistem distribusi makanan siap saji yang disiapkan pengelola.
“Kemarin banyak yang tidak kebagian karena distribusinya per kelompok, bukan by name. Mestinya ada label nama supaya saat dikirim ke hotel, jemaah tahu ini untuk siapa,” ujarnya di Jeddah, Arab Saudi.
3. Kualitas makanan sudah baik, bahkan dijadikan oleh-oleh

Selain itu, Muhadjir mengatakan, makanan siap saji untuk jemaah memiliki daya simpan panjang—bahkan hingga satu tahun—sehingga sebagian jemaah membawanya pulang sebagai oleh-oleh.
“Saya temui di beberapa tempat, makanan ini ada yang dibawa pulang sebagai suvenir. Jadi sangat penting distribusinya benar-benar tertib, agar jemaah yang membutuhkan benar-benar menerima haknya,” kata dia.
Selain itu, Muhadjir menilai, kualitas makanan jemaah haji sangat baik, namun sistem distribusi di lapangan masih perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran.
“Tempat pemrosesan makanannya sangat bagus, higienis, dan standarnya tinggi. Dari sisi pengelolaan saya kira sangat baik,” pungkasnya.