Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkes: Nama Kita Kementerian Kesehatan bukan Kesakitan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Rapat tersebut membahas ketersediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kemenkes perlu berkorelasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dia menekankan agar fokus pemerintah tidak hanya pada upaya penyembuhan (kuratif) tapi juga pencegahan (preventif). 

"Saya pesan yuk, teman-teman jangan banyak di kuratif yakni menyembuhkan orang sakit tapi kita gak bangun orang sehat. Nama kita Kementerian Kesehatan bukan Kementerian Kesakitan," ujarnya dalam Rakor BLU dipantau virtual, Jumat (19/3/2021).

1. Belanja angaran BPJS, 91 persen untuk kegiatan kuratif

ilustrasi Kartu BPJS (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dia mencontohkan belanja kesehatan BPJS Kesehatan hampir 91 persen masuk dalam kegiatan kuratif sedangkan preventif sangat sedikit. "Jadi ini benar-benar tugasnya menyembuhkan orang sakit bukan memciptakan orang sehat," ujar

Menkes juga menyoroti banyak masyarakat yang masuk ke rumah sakit dibandingkan puskesmas yang merupakan tempat untuk pencegahan penyakit.

"Konsep ini yang menurut saya harus diperbaiki. Kita senang bahas penyakit jantung, katarak, diabetes. Tapi siapa sih yang mau sakit, kita sebaiknya ciptakan orang sehat," kata Menkes.

2. Biaya kesehatan naik melebihi pertumbuhan ekonomi

default-image.png
Default Image IDN

Budi mengakui biaya kesehatan secara global terus meningkat bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi selama 20 tahun terakhir di hampir seluruh negara.

"Tapi suatu saat negara sangat berat menanggung beban ini apalagi industri terus produktif," katanya.

Budi membandingkan biaya kesehatan di berbagai belahan dunia dengan usia harapan hidup. Budi menilai peningkatan biaya layanan kesehatan tidak selalu meningkatkan layanan kesehatan.

"Peningkatan biaya layanan kesehatan per kapita ini belum tentu efektif meningkatkan layanan kesehatan. Ini tercermin dalam angka life expectation rata-rata rakyat," ujar Budi.

3. Biaya kesehatan tidak jamin harapan hidup

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Dia membeberkan anggatan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat dan Kuba. Biaya kesehatan masyarakat AS per kapita mencapai 12 ribu dolar AS, sedangkan angka harapan hidupnya 79 tahun. Di Kuba, biaya kesehatan tidak sampai seribu dolar AS tapi harapan hidup masyarakatnya sama seperti masyarakat di AS. 

"Tapi di Jepang, (biaya kesehatan) per kapitanya di bawah 5 ribu dolar AS, tapi life expectation-nya dia atas Amerika, 84 tahun," ungkap Budi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Septi Riyani
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us