Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Minta KPK Pindah ke Korea Utara, Ini 3 Kritik 'Pedas' Fahri ke Lembaga Antikorupsi

IDN Times/Teatrika Putri
IDN Times/Teatrika Putri

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengritik keras Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Dalam kritikannya, Fahri menilai mekanisme yang dilakukan lembaga antirasuah itu dalam menjerat tindak pidana korupsi sudah salah sejak awal.

“Kalau saya ya KPK itu sudah salah ya, dari ujung ke ujung sudah salah. Dengan segala maaf, jadi saya menganggap bahwa KPK itu sudah mengalami kematian fungsi dan eksistensi,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Rabu (14/2).

1. Meminta KPK pindah ke Korea Utara

Menurut Fahri KPK sejak awal sudah salah mendefinisikan korupsi. Fahri juga mengritisi cara KPK melaksanakan tugasnya memberantas korupsi dengan cara memantau target yang melakukan tindak pidana korupsi.

“Ngintip semua orang, Pak Novanto itu enam tahun diintip. Bagaimana orang enam tahun gak ketangkep? Ya kan negara kacau, masa enam tahun orang diintip,” ujar Fahri.

Politikus PKS itu menyebut, cara yang dipakai KPK dalam memberantas korupsi sudah kuno dan tidak lagi digunakan di negara lain.

“Mungkin ada, cuma Korea Utara aja, paling tinggal satu itu. Kuba aja sudah berubah. Tinggal Korea Utara, jadi cocoknya KPK itu pindah ke Korea Utara aja. Suruh jadi aparatnya Kim Jong Un, nah itu cocok itu dia tuh,” sindir Fahri.

2. KPK bagai pemburu yang berburu di kebun binatang

Kinerja KPK yang selalu melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT), kata Fahri, bagaikan pemburu yang memberburu di kebun binatang. Tidak ada guna dan manfaatnya.

“KPK menikmati seolah-olah dia nangkepnya bener, padahal dia berburu di kebun binatang. Jelas aja dia dapet, orang binatangnya banyak,” ujar dia.

3. OTT KPK dianggap hanya drama

Fahri menganggap aksi OTT yang dilakukan KPK hanyalah drama. Menurut dia, mekanisme penangkapan yang dilakukan lembaga antikorupsi itu sudah tidak masuk akal.

“Ngaco lah caranya membuat drama dan sebagainya. Ini sudah gak laku menurut saya, ini sudah jadi beban Republik. Terserah lah ya Presiden terima atau tidak,” ujar Fahri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Teatrika Handiko Putri
EditorTeatrika Handiko Putri
Follow Us