Obat Malaria DHP Langka di Mimika Papua, Warga Cemas

Timika, IDN Times - Lagi-lagi obat malaria biru atau Dehidroartemisinin Pipraquine (DHP) langka di Mimika, Papua. Kondisi ini membuat masyarakat cemas, sebab penyakit malaria di Mimika tengah meningkat akibat faktor cuaca dalam beberapa bulan terakhir.
Namun menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra, yang menjadi masalah saat ini bukan keberadaan obat malaria biru, tapi kepatuhan masyarakat dalam mengatur dan mengonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
"Sebenarnya masalah hari ini bukan masalah obat biru, tapi ada masalah pada kepatuhan, kami menilai efektifitas terkait obat malaria," kata Reynold saat menghadiri rapat paripurna pembahasan APBD Perubahan, di kantor DPRD Mimika, Senin (29/9/2022).
1. Malaria tinggi karena masyarakat tidak tuntas konsumsi obat

Menurut Reynold, dalam 4 bulan terakhir sejak Mei hingga Agustus 2022, kasus malaria di Mimika terbilang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh Dinkes, tingginya kasus malaria karena faktor cuaca dan juga tidak patuhnya masyarakat dalam mengonsumsi obat.
Reynold menjelaskan, obat malaria yang dianjurkan oleh dokter berdasarkan berat badan, usia, dan juga hasil laboratorium, sehingga obat yang dianjurkan harus diminum hingga tuntas.
Namun kenyataan, banyak pasien yang baru sekali minum obat kemudian setelah merasa enak di hari berikutnya, memutuskan untuk tidak minum obat lagi.
"Ternyata dalam 4 bulan terakhir itu sebenarnya malaria tinggi itu disebabkan orang tidak patuh minum obat, jadi persoalan ini harus diberesin dulu," ungkap Reynold.
2. Diperkirakan 27 ribu obat malaria DHP akan tiba di Mimika

Sementara itu, hari ini 27 ribu tablet malaria biru DHP dipastikan akan tiba di Mimika untuk selanjutnya akan didistribusikan. Dinkes Mimika mendapatkan 30 persen dari jumlah obat yang dikirim.
Obat malaria yang ada, diperkirakan hanya bisa bertahan hingga 10 hari ke depan, namun pihak Dinkes mengupayakan sebelum obat malaria habis, akan kembali mengadakan stok obat malaria biru.
Rencananya, ribuan obat malaria biru DHP akan didistribusikan ke 10 fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di sekitar Kota Timika. Alasannya, jumlah kasus malaria tertinggi di kota.
"Kalau tidak ada halangan, hari ini ada 27 ribu tablet obat malaria tiba di Timika, yang kedua obat biru kami dapat 30 persen, karena dari (dinas) kesehatan menerima 90 ribu," ungkap Reynold.
3. Untuk dapat obat malaria biru, cukup dengan hasil lab dan kartu berobat

Reynold juga mengimbau kepada masyarakat untuk memeriksakan diri di mana saja, kemudian mengambil obat di faskes milik pemerintah dengan memperlihatkan kartu berobat dan hasil laboratorium yang menyatakan positif malaria.
"Di dalam kota ada 10 puskesmas, kemudian ada faskes swasta yang bekerja sama dengan BPJS," ungkapnya.