Pasar Tanah Abang Tetap Bersaing di Tengah Maraknya Produk Impor China

- Pasar Tanah Abang menghadapi penurunan penjualan akibat persaingan dengan online shop dan produk impor dari China.
- Para pedagang di Tanah Abang beradaptasi dengan tren dengan membuka outlet khusus produk impor dan produk lokal terinspirasi fashion luar negeri.
- Pedagang dan pembeli menyarankan pemerintah untuk lebih memperhatikan UMKM lokal di Tanah Abang agar mampu bersaing di pasar melalui pembatasan impor barang asing dan dukungan bagi pengusaha kecil.
Jakarta, IDN Times - Dalam debat Pilkada DKI Jakarta, masing-masing pasangan calon gubernur menawarkan program untuk memperbaiki pasar tradisional, khususnya Tanah Abang. Hal ini dilatarbelakangi oleh dugaan penurunan tingkat penjualan Tanah Abang akibat persaingan dengan online shop. Masyarakat cenderung lebih memilih berbelanja online karena harga yang relatif lebih murah. Selain itu, maraknya produk impor dari China juga turut memengaruhi kondisi Tanah Abang.
Meskipun menghadapi tantangan, Tanah Abang, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta bahkan Asia Tenggara, masih dapat bertahan sampai saat ini. Pedagang lokal mengklaim mereka masih mampu bersaing dari segi kualitas dan harga dengan produk-produk impor khususnya China. Walaupun ada dampak penurunan pendapatan, mereka tetap optimistis dapat mempertahankan bisnisnya.
1. Adaptasi pedagang Tanah Abang

Untuk mengikuti tren, beberapa pedagang di Tanah Abang telah membuka outlet khusus produk impor seperti area "Little Bangkok" di Blok B Lantai 2. Little Bangkok terdiri dari beberapa toko yang menjual berbagai macam fashion mulai dari kaos, celana, jaket, tas dan produk fashion lainnya.
Mereka juga menyediakan produk lokal dengan inspirasi fashion luar negeri. Hal ini menunjukkan upaya para pedagang untuk beradaptasi dengan perubahan dan tetap menarik minat pembeli.
2. Produk lokal bersaing dengan produk impor

Salah satu pedagang, Tina dari toko Seven Days di Little Bangkok, mengatakan produk lokal masih bisa bersaing dengan produk impor.
"Kita masih bisa bersaing sih dengan kualitas yang kita punya. Kita masih bersaing sama barang-barang impor kayak gitu," ucap Tina saat ditemui IDN Times.
Tina menjelaskan toko mereka selain menjual produk lokal ada juga yang impor.
"Kalau di tempat saya itu kita belanja emang ada yang lokal dan ada yang impor. Contohnya kita beli impor, tapi beberapa karena laris jadi kita bikin lokalnya gitu. Cuma sampel, beberapa sampel," lanjutnya.
Tina mengatakan lebih suka menjual produk lokal yang terinspirasi dari fashion luar negeri dibanding produk impor. Selain harganya lebih terjangkau, kualitas produk lokal juga tidak kalah saing dengan barang impor.
3. Peran pemerintah untuk UMKM

Menurut Tina, pemerintah perlu lebih memperhatikan UMKM lokal. Upaya seperti membatasi impor barang asing dan memberikan dukungan bagi pengusaha kecil di Tanah Abang akan sangat membantu.
Selain itu penurunan harga sewa toko juga dapat menjadi salah satu upaya membantu UMKM lokal di Tanah Abang. Tina berpendapat pemerintah harus bisa lebih mendorong perkembangan produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing di pasar.
4. Perubahan tampilan Tanah Abang

Salah satu pembeli, Nayla dari Ambon, menyebut adanya perbedaan yang cukup signifikan di Tanah Abang saat ini.
“Perbedaannya jauh sih. Kalau dulu kan masih bangunan lama, belanja panas. Kalau ini kan sekarang ber-AC, jadi kan enak banget di sini,” ujar Nayla.
Nayla mengaku lebih memilih berbelanja di Tanah Abang karena harga yang relatif lebih murah dibandingkan online shop karena harga yang diberikan adalah harga grosir.
“Karena kalau belanja di TikTok, TikTok itu kan barangnya kan kadang-kadang nggak sesuai, lebih mahal juga. Jadi kita langsung ke sini, grosiran,” tambah Nayla.