Pelari JIM Hirup Polusi Udara Jakarta, Terburuk Kedua Dunia Hari Ini

Jakarta, IDN Times - Event Jakarta Internasional Marathon (Jakim) 2024 masih dihantui kualitas udara yang buruk. Alhasil, para pelari harus menghirup polusi tersebut.
Berdasarkan data IQAir, kualitas udara DKI Jakarta menduduki posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada pukul 07.00 WIB.
Tentu ini jadi kado buruk bagi Jakarta yang tengah berulang tahun. Dilansir dari laman yang sama, kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 169 dengan tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 80µg/m³³. Peringkat kualitas udara menunjukan indikator merah dan merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 16 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Menurut acuan IQAir, skor indeks pada rentang 0-50 artinya memiliki kualitas udara baik. Sementara, rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang dan rentang 101-150 kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
1. DLH klaim udara aman saat event

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sempat mengklaim kualitas udara Jakarta membaik saat penyelenggaraan Jakarta International Marathon (Jakim) 2024 pada Minggu, (23/6/2024).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan tren kualitas udara menurut data hasil pantauan Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) milik DLH DKI Jakarta.
"SPKU milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, serta SPKU Kedutaaan Amerika Serikat menunjukan kualitas udara yang moderat, yang cenderung aman untuk dilaksanakannya even akbar tersebut," ujar Asep dalam keterangan, Minggu (23/6/2024).
2. Kualitas udara masuk sedang

Berdasarkan hasil pemantauan khususnya di SPKU Bundaran HI, Gelora Bung Karno, dan Tugu Tani, kualitas udara di sekitar jalur rute maraton mengalami perbaikan hingga tanggal 21 Juni 2024.
"Konsentrasi PM2,5 berada di bawah Baku Mutu Harian termasuk dalam kategori sedang," ungkapnya.
3. DLH pasang SPKU Mobile

Menurutnya, semua SPKU tersebut berada di area rute event sehingga data tersebut relevan. Selain itu, pihaknya juga akan memasang 'SPKU Mobile' di rute Jakim 2024 untuk memantau lebih intensif kualitas udara saat event berlangsung.
"Kita turunkan 3 unit SPKU Mobile untuk memonitor kualitas udara secara lebih intesif di rute-rute Jakim 2024," ujarnya.
Ia pun menambahkan penutupan jalan-jalan saat pelaksaan salah satu event marathon terbesar di Asia itu bisa membantu membuat kualitas udara lebih baik.
"Kita maksimalkan semua upaya agar even ini berjalan lancar," kata Asep.