Pemerintah Akan Evaluasi Gedung Pesantren yang Berusia di Atas 100 Tahun

- Pesantren Al Khoziny berusia 125 tahun
- Cak Imin serahkan proses audit ke pihak berwajib
- Operasi pencarian korban ditutup setelah evakuasi 67 orang
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengatakan pemerintah akan mengevaluasi gedung pondok pesantren yang usianya di atas 100 tahun. Hal itu buntut dari ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang memakan puluhan korban jiwa.
"Kita melakukan audit pesantren-pesantren tua, apalagi di atas 100, 200 tahun, yang tentu koordinasi bersama Menteri PU (Pekerjaan Umum). Audit bangunan, lalu kita carikan untuk renovasinya, yang tua dulu," ujar Cak Imin di rumah dinasnya, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
1. Pesantren Al Khoziny sudah berdiri selama 125 tahun

Menurut Cak Imin, Pondok Pesantren Al Khoziny yang ambruk pada Senin, 29 September 2025, sudah berusia 125 tahun.
"Pesantren yang baru saja mengalami musibah seperti di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu, memang usianya 125 tahun," ucap dia.
2. Cak Imin serahkan proses audit ambruknya Ponpes Al Khoziny ke pihak berwajib

Dalam kesempatan itu, Cak Imin menyerahkan proses audit kepada polisi dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Biar saja ada proses audit dan penanganan, yang dilakukan adalah PU dan pihak-pihak kepolisian. Nanti lebih baik tanya mereka, karena kalau saya ngomong, nanti salah. Biar saja ada proses audit, verifikasi, dan berbagai syarat untuk mengambil kesimpulan," kata dia.
3. Operasi pencarian korban ambruknya Ponpes Al Khoziny telah ditutup

Sebelumnya, tim SAR resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo, Selasa (7/10/2025). Korban yang telah dievakuasi mencapai 67 orang.
"Terus saya sampaikan kepada teman-teman bahwa apa yang kita tutup pada hari ini sebenarnya di koridor pencarian dan pertolongan," ujar Kepala Basarnas, Marsda Mohammad Syafii, di Pesantren Al Khoziny.
Operasi SAR telah berlangsung selama sembilan hari sejak 29 September hingga 7 Oktober 2025. Sebanyak 171 korban telah dievakuasi, 104 orang selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 potongan tubuh.
Syafii menegaskan, yang ditutup adalah operasi SAR, proses selanjutnya seperti rehabilitasi masih akan berlanjut. Namun hal tersebut akan dilakukan Badan Penanggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Yang pasti pada saat Badan SAR Nasional selesai melaksanakan tugas di sini, di sini masih disupervisi langsung oleh BNPB. Jadi itu yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman, terima kasih atas sinerginya selama ini. Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan teman-teman juga tidak sia-sia," jelasnya.