Pemkot Ajukan Rp290 Miliar Bangun Jalan Layang Rel Perlintasan Bogor

- Pemerintah Kota Bogor mengajukan anggaran Rp290 miliar ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun jalan layang atau terowongan di perlintasan rel Kebon Pedes.
- Proposal mencakup dua opsi, yaitu pembangunan jembatan layang atau terowongan, direncanakan dimulai tahun 2026. DPRD Jabar menempatkan proyek ini sebagai prioritas utama.
- Perlintasan Kebon Pedes telah lama menjadi titik rawan kecelakaan, dengan anggaran Rp50 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp240 miliar untuk pembangunan fisik.
Bogor, IDN Times - Pemerintah Kota Bogor mengajukan anggaran sebesar Rp290 miliar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun jalan layang atau terowongan di perlintasan rel Kebon Pedes. Pengajuan ini diajukan sebagai solusi mengatasi kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Dalam proposal yang diajukan, terdapat dua opsi yang dipertimbangkan, yakni pembangunan jembatan layang atau terowongan, yang dijadwalkan mulai dilaksanakan pada 2026.
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, mengatakan bahwa rencana ini telah masuk dalam daftar pembahasan prioritas DPRD bersama Pemprov Jabar.
“Terakhir kemarin mobil tertabrak kereta, untungnya pengendara dan penumpang sudah keluar lebih dulu. Tapi mobil rusak berat karena tidak sempat menghindar. Solusinya memang membangun jalan layang atau terowongan, anggaran yang diajukan Pemkot Bogor Rp290 miliar,” kata Iwan pada Minggu (27/4/2025).
1. Rp50 miliar untuk lahan, Rp240 miliar untuk konstruksi

Dalam proposal pembangunan jalan layang atau terowongan di Kebon Pedes, kata Iwan, anggaran sebesar Rp50 miliar disiapkan untuk pembebasan lahan dan Rp240 miliar untuk pembangunan fisik.
DPRD Jawa Barat melalui Komisi IV menempatkan proyek ini sebagai salah satu prioritas utama. Namun, skema pembagian pendanaan antara Pemkot Bogor dan Pemprov Jabar masih dibahas.
2. Kecelakaan kerap terjadi, proyek Ini dinilai mendesak oleh DPRD Jabar

Menurut Iwan Suryawan, perlintasan Kebon Pedes telah lama menjadi titik rawan kecelakaan. Salah satu insiden terbaru terjadi pada 19 April 2025, saat sebuah mobil tertabrak kereta akibat tergelincir di rel yang licin. Beruntung tidak ada korban jiwa.
DPRD menilai pembangunan infrastruktur yang aman di titik ini sudah sangat mendesak dan harus segera direalisasikan.
“Faktor penyebabnya banyak volume kendaraan meningkat, perilaku pengendara yang abai, palang pintu perlintasan yang tak memadai, hingga curah hujan tinggi yang bikin jalanan licin. Jadi proyek ini penting dan mendesak,” ungkapnya.
3. Sinergi Pemkot Bogor dan Pemprov Jabar

Politisi PKS asal daerah pemilihan Bogor-Cianjur, Iwan Suryawan, menekankan pentingnya sinergi antara Pemkot Bogor dan Pemprov Jabar. Ia menyebut komitmen Gubernur Dedi Mulyadi dalam pembangunan infrastruktur bisa menjadi motor pendukung proyek ini.
Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah pembebasan lahan oleh Pemkot dan pembangunan fisik oleh provinsi. “Ada harapan Pemkot Bogor bisa menanggung pembebasan lahan, sementara pembangunannya bisa ditopang oleh provinsi,” jelas Iwan.