Perang Timur Tengah Memanas, Bagaimana Rute Jemaah Haji Indonesia?

- Dua kloter jemaah haji asal Surabaya tertunda imbas perang Timur Tengah
- Maskapai Saudia Airlines menunda keberangkatan dua kloter jemaah asal Surabaya
Jakarta, IDN - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, memastikan, sebagian besar maskapai yang digunakan jemaah Indonesia melalui rute aman dari peperangan yang terjadi di Timur Tengah, antara Iran dan Israel.
Salah satu jalur yang dilewati adalah wilayah udara Oman. Ia mengatakan, mayoritas kloter penerbangan masih berlangsung sesuai jadwal.
“Koordinasi terus kita lakukan dengan KJRI, KBRI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta para penyedia layanan (syarikah). Kami juga sedang mempersiapkan fase pemulangan dari Madinah yang akan dimulai pada 26 Juni,” kata Hilman dalam keterangan di Makkah, Selasa (24/6/2025).
1. Ada dua kloter jemaah haji asal Surabaya yang tertunda imbas perang Timur Tengah

Meski begitu, kepulangan dua kloter jemaah haji asal Surabaya tertunda karena memanasnya eskalasi di timur tengah.
Penundaan dilakukan karena alasan keamanan jalur udara. Namun seluruh jemaah telah dipastikan aman dan tinggal menanti jadwal penerbangan berikutnya dari hotel di Jeddah.
“Insyaallah kita terus melakukan pendorongan jemaah sesuai dengan program yang kita desain. Sebagian sudah tiba di Bandara Jeddah untuk kembali ke Indonesia, sementara sebagian lainnya masih berada di Madinah dan akan tinggal sekitar sembilan hari ke depan sebelum dijadwalkan pulang,” ujar Hilman.
2. Maskapai Saudia Airlines memutuskan menunda keberangkatan

Hilman mengatakan, dua kloter dari Embarkasi Surabaya (SUB 43 dan SUB 44), masing-masing berjumlah sekitar 380 jemaah, mengalami penundaan penerbangan karena situasi eskalatif di sejumlah wilayah Timur Tengah. Atas pertimbangan keamanan, maskapai Saudia Airlines memutuskan untuk menunda keberangkatan kedua kloter tersebut.
“Alhamdulillah, jemaahnya sudah ditempatkan dengan aman di hotel-hotel di Jeddah sambil menunggu kabar selanjutnya dari maskapai. Hingga kini belum ada jadwal terbaru, tapi insyaallah akan segera diberangkatkan setelah rotasi pesawat memungkinkan,” kata Hilman.
3. Lebih dari 100 ribu jemaah Indonesia masih berada di Arab

Hilman mengatakan, fase pemulangan ini merupakan fase tersibuk, mengingat lebih dari 100 ribu jemaah Indonesia masih berada di Arab Saudi. Setiap hari, terdapat sekitar 4.000 hingga 7.000 jemaah yang dijadwalkan kembali ke Tanah Air.
“Kami terus memantau perkembangan secara ketat dan berupaya memastikan seluruh proses berjalan aman dan lancar. Mohon doa dari masyarakat Indonesia agar pemulangan ini tidak mengalami hambatan yang berarti,” ujar Hilman.
Terkait dengan jemaah di Madinah, Hilman berpesan agar mereka tetap menjaga diri, menjaga kesehatan, dan mengikuti program ibadah yang telah disiapkan, seperti salat di Masjid Nabawi, berziarah ke Raudhah.