Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perjuangan Mudik dari Gambir: Menyerah War Tiket ke Surabaya

Suasana Stasiun Gambir pada Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Suasana Stasiun Gambir pada Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Intinya sih...
  • Mudik Lebaran menjadi momen dinanti para pejuang di Ibu Kota
  • Raras memilih kereta karena harga dan kenyamanan, serta ketersediaan tiket
  • Pencarian tiket kereta sulit, Raras putus asa tapi tetap menikmati perjalanan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mudik Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti pagi para pejuang di Ibu Kota meski harus menghadapi tantangan dalam mendapatkan tiket. Seperti yang dialami oleh Raras (27), pemudik asal Jakarta yang memilih pulang ke kampung halamannya di Surabaya menggunakan kereta api dari Stasiun Gambir.

Dia membandingkan harga dan juga kenyamanan hingga akhirnya menambatkan hati untuk mudik dengan kereta.

"Aku pilih kereta soalnya sudah terbiasa dan lebih nyaman saja. Kalau pesawat memang lebih cepat cuma 1,5 jam, tapi harganya dua kali lipat dari kereta. Kalau pilih bus lebih murah atau setara dengan kereta, tapi aku gak begitu suka karena takut kena macet arus mudik. Jadi, pilih kereta soalnya lebih safe saja dan harganya masih di tengah-tengah," kata dia kepada IDN Times, Jumat (28/3/2025).

1. Berangkat tidak dengan mematok tanggal

Suasana di Stasiun Gambir di momen mudik lebaran (Dok. istimewa)
Suasana di Stasiun Gambir di momen mudik lebaran (Dok. istimewa)

Raras berangkat pada 26 Maret 2025 atau H-5 Lebaran. Pemilihan tanggal ini bukan rencana awalnya, melainkan karena hanya itu tiket yang tersedia. Dia mengatakan memang tak mematok tanggal untuk mudik, namun mengikuti ketersediaan tiket yang ada.

"Aku berangkat 26 Maret 2025, berarti H-5 Lebaran, ya? Sebenarnya gak matok tanggal segitu. Cuma dapat tiketnya tanggal 26 itu aja. Soal war ticket, aku sudah tahu dari awal kalau bakalan cepat abis kuota tiket kereta. Cuma, aku telat sih ikut war ticket tahun ini. Aku ikutnya baru di hari-hari terakhir dan sudah pasti gak dapat atau gak sesuai tanggal yang diinginkan," kata dia.

2. Menyerah karena sulit berebut tiket di aplikasi

Menteri PPPA Arifah Fauzi meninjau kondisi arus mudik dan fasilitas ramah anak serta perempuan di Stasiun Kereta Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Menteri PPPA Arifah Fauzi meninjau kondisi arus mudik dan fasilitas ramah anak serta perempuan di Stasiun Kereta Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Raras mengaku sudah putus asa untuk mencari tiket kereta ke Surabaya karena sulitnya berebut di aplikasi. Bahkan, ketika mencari di aplikasi KAI Access, dia harus ikut antrean waktu lagi.

Menurutnya, berburu tiket kereta untuk mudik memang bukan hal yang mudah. Kuota cepat habis dan banyak calon penumpang yang berebut dalam hitungan menit. Dia akhirnya tetap beli tiket dari aplikasi, namun di luar periode berebut tiket.

"Aku juga sudah give up war ticket kereta duluan. Soalnya, sulit banget. Jadi, pas masuk aplikasinya tuh kan ada countdown time, tapi di app aku bukannya berkurang malah waktunya bertambah. Jadi, sudah malas duluan buat war. Cuma kalau lagi kosong, aku selalu mantengin app KAI Access. Tiket yang aku dapat itu kebetulan saja sih tiba-tiba ada dan tinggal satu kursi," kata dia.

3. Raras antisipasi berangkat ke stasiun lebih cepat

Menteri PPPA Arifah Fauzi meninjau kondisi arus mudik dan fasilitas ramah anak serta perempuan di Stasiun Kereta Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Menteri PPPA Arifah Fauzi meninjau kondisi arus mudik dan fasilitas ramah anak serta perempuan di Stasiun Kereta Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Saat mudik dengan kereta, Raras mengatakan suasana di Stasiun Gambir masih sama, ramai dan padat oleh pemudik yang bersemangat untuk pulang kampung. Namun, dia tetap menikmati perjalanannya, karena kereta api adalah moda transportasi yang paling aman dan nyaman untuk mudik.

Tahun ini, dia belajar dari pengalaman sebelumnya karena sempat terjebak hujan sebelum berangkat, maka jarak waktu dengan keberangkatan kereta terbilang sempit.

"Tapi, tahun ini jadinya aku berangkat lebih awal beberapa jam. Kalau situasi di stasiun sih sama saja ya, selalu ramai, padat banget. Kalau pengalaman sepanjang di kereta sih gak ada bedanya, aman-aman saja," kata Raras.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us