Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perlu Peran Laki-Laki untuk Capai Kesetaraan Gender di Dunia Kerja

Diskusi Equity Talk bertemakan “Invest in Women, Invest in All: How Gender Equality Benefits Everyone” (IDN Times/Lia Hutasoit)
Diskusi Equity Talk bertemakan “Invest in Women, Invest in All: How Gender Equality Benefits Everyone” (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Mendorong kesetaraan gender di tempat kerja bukan hanya tanggung jawab perempuan, melainkan memerlukan komitmen serius dan investasi berkelanjutan dari perusahaan.

Koordinator Nasional Aliansi Laki-Laki Baru (ALB),Wawan Suwandi mengatakan, perlu ada campur tangan laki-laki untuk bisa mencapai kesetaraan gender. Menurut dia, keterlibatan laki-laki dalam mengubah nilai-nilai patriarki yang sudah mengakar dan menggeser cara pandang sangat menentukan keberhasilan kesetaraan gender. Laki-laki, kata dia, juga tak perlu malu ada di posisi sama seperti perempuan.

”Dalam dunia kerja laki-laki tidak perlu merasa malu memiliki posisi setara dengan perempuan," kata dia dalam Diskusi Equity Talk bertemakan "Invest in Women, Invest in All" di Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2024).

1. Perempuan bukan ancaman, tapi mitra kerja

Ilustrasi kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)

Wawan menjelaskan, salah satu cara yang efektif untuk mengubah norma dan cara pandang adalah melalui pendidikan dan budaya. Perlu ada perubahan pola pikir, bahwa perempuan adalah mitra kerja, bukan sebagai saingan atau ancaman.

"Selain perempuan bukan ancaman, mereka merupakan mitra kerja yang dapat diandalkan. Menganggap perempuan tidak pantas bekerja di ranah publik, justru seperti menunjukan sikap inferior dan meragukan kualitas diri,” kata dia.

Upaya memutus rantai diskriminasi berbasis gender di dunia kerja juga dapat dimulai dari dunia pendidikan yang memberikan insight bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama dapat meraih apa yang mereka mimpikan.

2. Mulai dari pola asuh keluarga yang perkenalkan nilai-nilai kesetaraan

Ilustrasi seorang perempuan sedang mengonversi dokumen (freepik.com/freepik)
Ilustrasi seorang perempuan sedang mengonversi dokumen (freepik.com/freepik)

Membangun cara pandang dan sikap yang tidak diskriminatif gender dapat dimulai dari pola asuh dalam keluarga yang memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan, penghargaan, dan keadilan.

Misalnya, ayah bisa menjadi role model bagi anak-anaknya dengan mempraktikkan berbagi beban domestik, terlibat dalam pengasuhan, tidak memprioritaskan anak laki-laki dan mengenyampingkan anak perempuan, dan membangun relasi sehat dalam keluarga.

3. Penting komitmen pimpinan perusahaan untuk mencapai kesetaraan gender

Diskusi Equity Talk bertemakan “Invest in Women, Invest in All: How Gender Equality Benefits Everyone” (IDN Times/Lia Hutasoit)
Diskusi Equity Talk bertemakan “Invest in Women, Invest in All: How Gender Equality Benefits Everyone” (IDN Times/Lia Hutasoit)

Sementara, Program Manager Indonesian Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Zelda Lupsita mengatakan, komitmen kepemimpinan perusahaan sangat penting dalam perjalanan mencapai kesetaraan gender di tempat kerja. 

"Perusahaan harus memulai dengan komitmen yang berasal dari top leadership. Setelah itu, perusahaan melakukan peninjauan kebijakan yang ada, apakah sudah inklusif atau masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Lebih lanjut, melakukan edukasi kepada seluruh karyawan agar memiliki persepsi yang sama tentang pentingnya kesetaraan gender di tempat kerja," kata Zelda.

IBCWE sendiri merupakan sebuah organisasi yang mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us