Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PERSI: Kalau Ada Rumah Sakit COVID-kan Pasien, Itu Oknum!

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), dr. Lia G. Partakusuma, SpPK(K), MM, MARS. (Dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia G Partakusuma, membantah informasi yang menyebutkan ada rumah sakit yang meng-COVID-kan pasiennya demi mengklaim dana bantuan.

Menurutnya, ada aturan yang ketat untuk mendiagnosa pasien COVID-19. Pihak rumah sakit perlu melampirkan banyak dokumen yang mendukung diagnosa tersebut.

“Istilah meng-COVID-kan pasien saya rasa itu oknum. Kami tidak pernah menginginkan ada satu pun rumah sakit yang meng-COVID-kan,” kata Lia dalam jumpa pers virtualnya di YouTube Persi, Senin (21/6/2021).

1. Diagnosa COVID-19 membutuhkan waktu

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Lia menjelaskan, diagnosis COVID-19 memang membutuhkan waktu. Virus Corona membutuhkan waktu untuk berkembang di tubuh manusia. Karena itu, terkadang ditemukan pasien yang sebelumnya mengaku sehat tiba-tiba dinyatakan positif COVID-19.

“Jadi tidak misalnya satu orang hari ini diperiksa negatif, kemudian satu minggu kemudian negatif. Bahkan ada satu proses di mana si virus itu membutuhkan waktu. Bisa saja ada gejala tapi belum terdeteksi oleh alat diagnostiknya. Banyak hal yang bisa menyebabkan hasil diagnostik ini punya satu kekurangan, ada satu kekurangan mungkin belum ditemukan pada saat itu tapi ditemukan pada saat yang lain," ujar Lia.

2. Rumah sakit harus menunggu hasil tes COVID-19

Ilustrasi rumah sakit (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Belum lagi soal rumah sakit yang memiliki laboratorium tidak lebgkap atau berada di pedalaman. Mereka harus menunggu hasil tes COVID-19 berhari-hari.

"Ada satu kendala pada waktu awal, diagnostik itu agak membutuhkan waktu yang lama. Ada yang diagnostik cepat di rumah sakit besar atau yang labnya punya fasilitas lengkap, sehingga dalam satu hari bisa terdiagnosa. Ada juga yang sampai berhari-hari," papar Lia.

3. PERSI minta masyarakat percaya pada rumah sakit

Ilustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Dari tuduhan-tuduhan tersebut, Lia meminta masyarakat percaya kepada rumah sakit. Dia menekankan, dokter pasti akan mengobati sesuai dengan kondisi pasiennya.

"Jadi masyarakat jangan juga merasa bahwa kalau diagnosa COVID-19 pasti akan diklaim oleh RS sebagai pasien COVID. Ya tentu kami mengimbau sama-sama kita menaruh kepercayaan, bahwa tentu dokter akan mengobati sesuai dengan kondisi pasien," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us