Polri: Ada 3.675 Kg Beras Bansos Presiden yang Dikubur di Depok

Jakarta, IDN Times - Polri memeriksa penyedia jasa ekspedisi JNE terkait temuan Bansos COVID-19 sembako presiden yang ditimbun di tanah di kawasan Depok, Jawa Barat. Dari pemeriksaan tersebut, diketahui ada 289 karung bansos yang ditimbun.
"Diketahui bahwa pihak JNE mengubur atau memendam beras tersebut tanggal 5 November 2021 dan sudah dibuatkan berita acara pemendaman beras sebanyak 3.675 kg atau 289 karung atau setara dengan 139 keluarga penerima manfaat," jelas Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Selasa (2/8/2022).
1. Bansos COVID-19 ditimbun sejak 2021

Ramadhan menjelaskan bahwa bansos COVID-19 itu ditumbun di tanah sejak November 2021. Bansos itu ditimbun lantaran sudah tidak layak.
"Proses penguburan bansos presiden itu dilakukan JNE lewat kerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara. JNE sendiri memang tidak memiliki SOP untuk melakukan pemusnahan barang kiriman yang rusak karena terkena hujan.
"Sehingga pihak JNE menyatakan tidak layak dibagikan ke keluarga penerima manfaat, itu alasan dari JNE," jelasnya.
2. Bansos COVID-19 ditimbun di lahan kosong

Diberitakan sebelumnya, warga Depok, Jawa Barat, dihebohkan dengan penemuan paket sembako bantuan Presiden untuk masyarakat terdampak pandemik COVID-19 yang terpendam di tanah kosong. Lokasinya berada di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.
Temuan tersebut berdasarkan laporan yang diterima warga, dan saat digali ditemukan sejumlah banpres yang diduga ditimbun di dalam tanah oleh perusahaan ekspedisi ternama.
Pemilik tanah, Rudi Samin, mengatakan penemuan banpres paket sembako terungkap usai mendapatkan informasi dan dilakukan penggalian. Setelah tiga hari proses penggalian, pada Jumat 31 Juli 2022, ditemukan sejumlah paket sembako yang terpendam di tanah.
Rudi Samin menuturkan, penggalian berawal dari informasi rekannya yang pernah bekerja di perusahaan ekspedisi yang mengaku pernah mendapat perintah untuk membawa paket sembako dengan ukuran mobil besar atau kontainer. Sembako yang dibawa satu kontainer telah dipendam di tanah miliknya.
"Karena penasaran, saya gali menggunakan alat berat dan akhirnya ketemu," tutur dia.
Penimbunan paket banpres berupa sembako dinilai merupakan kejahatan, karena pada saat pandemik 2020 warga sedang kesusahan. Dari penggalian tersebut, beberapa paket sembako ditemukan ada yang terlihat utuh dan rusak.
"Kalau beras masih terlihat utuh dalam bentuk karungan, untuk terigu dan telur sudah membusuk saat dipendam," terang Rudi.
3. Pemerintah serahkan kasus ini ke polisi

Sementara itu, Pemerintah menyerahkan pengusutan beras bantuan Presiden di Depok, Jawa Barat kepada polisi. Menteri Koordinator Bidang Pembanguan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, hal tersebut dikarenakan pihaknya tidak berada dalam ranah penyelidikan atas kejadian tersebut.
Menurut dia, saat ini juga belum ada hasil tentang masalah itu. Pasalnya, tim masih bekerja untuk mencaritahu penyebabnya.
"Belum (ada hasil penyelidikan). Mereka (tim) masih ada di lapangan dan sudah ada dari Polri, sekarang Inspektorat Jenderal Kemensos, Deputi 1 Kemenko PMK, dan kepolisian sudah turun ke lapangan," ujar Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/8/2022).
Dia mengatakan, jawaban sementara dari pemerintah saat ini masih berpegang pada pernyataan awal JNE. Sebab, JNE merupakan pihak distributor atau transporter dari penyaluran bantuan beras Presiden tersebut.