Populasi Macan Tutul Menurun, Keseimbangan Ekosistem Bisa Terganggu

- Ketua Formata mengungkapkan penurunan populasi macan tutul Jawa yang mengancam ekosistem dan lingkungan manusia.
- Pendataan populasi terkini macan tutul Jawa Barat masih dilakukan, dengan hasil survei sekitar 350 ekor pada tahun 2020.
Bogor, IDN Times - Ketua Forum Macan Tutul Jawa (Formata), Dede Aulia Rahman, mengungkapkan kondisi terkini populasi macan tutul Jawa yang menurun. Hal itu, kata dia, dapat mengganggu ekosistem bahkan mengancam lingkungan manusia.
Dede yang juga dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB itu mengatakan, setelah harimau jawa punah pada tahun 1080-an, macan tutul sebenarnya berperan penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem hutan.
"Macan tutul, melalui rantai makanannya, berperan menakan hewan yang mungkin dapat beradaptasi dengan lebih cepat dengan lingkungan manusia turun dari hutan," kata Dede.
1. Tahun 2020 populasi macan tutul Jawa Barat 350

Dede menyebut, pendataan populasi terkini dari macan tutul Jawa Barat masih sedang dilakukan dan akan dirilis pada tahun 2026. Namun demikian, pada tahun 2020 macan tutul Jawa Barat tercatat sekitar 350.
Mereka tersebar di 29 petak hutan di pulau Jawa yang cocok untuk macan tutul dan 22 petak hutan di antaranya sudah terbukti ada macan tutul Jawa di dalamnya.
"Harus dipastikan lagi ya nanti, datanya baru akan rilis tahun 2026. Tapi tahun 2020 ada sekitar 350 macan tutul dari hasil survei. Dicek lagi data terkininya," kata dia.
2. Pendataan baru 50 persen

Kepala Balai Besar KSDA, Jawa Barat, Agus Arianto, mengatakan, data populasi macan tutul Jawa di Jawa Barat baru 50 persen. Pendataan masih dilakukan hingga dapat dirilis pada tahun 2026.
"Jadi proses pendataannya masih dilakukan. Baru bisa dirilis tahun 2026. Tapi kemarin katanya baru 50 persen, berapanya belum bisa disampaikan," ujarnya.
3. Kasus macan tutul serang warga Banten

Macan tutul telah memakan enam ekor kambing warga di Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten.
Ternyata ia adalah macan tutul betina remaja yang kini berhasil dievakuasi pihak TSI dengan kandang jebakan pada Rabu (26/3/2025) sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dan kini telah dalam perawatan dan diberi nama Mancak.
Aksi macan turun ke pemukiman warga belum diketahui penyebabnya. Balai Besar KSDA dan TSI kini sedang fokus pada kesehatan macam tutul tersebut.