Prabowo Ingin Ongkos Haji Turun, Apa Saja Dana yang Bisa Ditekan?

- BPIH turun Rp4 juta dari tahun 2024
- Menag: teknologi dan penghematan akan mempermudah penurunan biaya haji
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan jajarannya untuk bisa menekan kembali ongkos haji atau Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH). Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat ongkos haji mahal.
"Pertama, lamanya kita berada di Arab Saudi, satu hari itu bisa menghabiskan dana berapa yang bisa sampai Rp50 miliaran, kalau kita bisa menghemat lima hari, berapa itu? Empat kali lima, Rp200 miliar. Belum lagi yang lain. Jadi saya kira teknologi itu juga akan mempermudah," ujar Menag di Terminal Haji dan Umrah 2F Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Minggu (4/5/2025).
Menurut dia, pada tahun 2025, BPIH sudah turun sebesar Rp4 juta dari tahun sebelumnya.
1. Ada dana yang masih bisa ditekan

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin mengatakan, untuk penurunan dana haji tahun 2026, masih ada dana yang bisa ditekan. Misalnya, kata Nasaruddin, bisa menekan biaya hotel.
"Komponen antara lainnya penghematan. Misalnya, tawar-menawar hotel, tawar-menawar bus, tawar-menawar termasuk pesawat juga kita bisa negosiasi," kata dia.
2. Soal target penurunan harga, jadi tugas berat BP Haji

Sementara itu, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, target tersebut merupakan tugas berat bagi lembaganya. BP Haji akan menelusuri biaya mana saja yang bisa ditekan.
"Itu memang yang salah satu disampaikan Presiden sejak awal, makanya istilah Presiden telusuri komponen cost mulai dari transportasi mulai dari konsumsi akomodasi," kata Dahnil.
"Tentu tugas berat kami di 2026 adalah telusuri cost pembentuk biaya haji supaya bisa dikurangi, terutama yang menyebabkan inefisiensi tetapi tidak mengurangi pelayanan," ujar dia.
3. Sektor mana saja anggarannya yang bisa ditekan?

Dahnil menyampaikan, anggaran yang bisa ditekan salah satunya terkait katering hingga transportasi.
"Terutama transportasi, karena memang kita lebih besar di transportasi 30 persen biaya haji ada di transportasi karena pesawat kita carter jadi berangkat dan pulang itu jemaah bayar 4 tiket, karena carter pulangnya kosong," ujar Dahnil.
Menurutnya, anggaran transportasi diusahakan untuk ditekan. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan pertemuan dengan maskapai yang membawa jemaah.
Dahnil menyebut, pada tahun 2026 bisa saja ada penambahan maskapai untuk melayani penerbangan jemaah haji.
"Bisa ya (penambahan maskapai), tahun ini nambah Lion di dua daerah, di dua embarkasi kemungkinan kita buka lagi bisa jadi," ucap dia.


















