Pramono Ungkap Wacana TransJabodetabek Akan Layani Rute hingga Cianjur

- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana memperluas rute bus TransJakarta hingga Cianjur dalam wacana TransJabodetabek.
- TransJabodetabek akan tetap gratis bagi 15 golongan masyarakat, termasuk PNS, pensiunan Pemprov DKI, siswa penerima KJP Plus, dan lainnya.
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengungkap wacana bus TransJakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (TransJabodetabek) akan melayani rute hingga Cianjur.
Rencana itu disampaikan Pramono dalam sambutan di acara Pencanangan HUT 498 Kota Jakarta bertajuk Jakarta Kota Global dan Berbudaya di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2025).
1. TransJabodetabek melayani warga luar Jakarta

Pramono mengaku optimistia TransJabodetabek ini bisa melayani perjalanan masyarakat dari luar Jakarta. Baik berdomisili dari luar menuju Jakarta, maupun sebaliknya.
Ia memastikan, TransJakarta maupun TransJabodetabek akan tetap gratis bagi 15 golongan masyarakat, yakni PNS dan pensiunan Pemprov DKI, tenaga kontrak Pemprov DKI, siswa penerima KJP Plus, karyawan bergaji UMP melalui Bank DKI, penghuni rusunawa, tim penggerak PKK, warga ber-KTP Kepulauan Seribu, penerima raskin, anggota TNI/Polri, veteran, penyandang difabel, lansia di atas 60 tahun, pengurus rumah ibadah, pendidik PAUD, dan juru pemantau jentik.
"Saya meyakini kalau TransJabodetabek ini bisa segera kita lakukan, termasuk nanti warga di luar Jakarta, warga Bogor, warga Depok, warga Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, bahkan sampai Cianjur, menjadi TransJabodetabek, maka kepada 15 golongan akan kita bebaskan," kata dia.
2. Pramono menggagas TransJabodetabek

Pramono mengatakan, dirinya merupakan penggagas TransJakarta berubah menjadi TransJabodetabek.
"Saya menggagas apa yang disebut dengan TransJabodetabek, tidak lagi TransJakarta," kata dia.
3. Salah satu faktor kemacetan Jakarta berasal dari luar

Lebih lanjut, Pramono menyebut salah satu faktor penyebab kemacetan terjadi karena banyaknya masyarakat dari luar daerah yang bekerja di Jakarta. Mereka tinggal di daerah penyangga Jakarta.
Oleh sebab itu, pembenahan akses transportasi perlu dilakukan tidak hanya di dalam Jakarta, tetapi juga dari penyangga lainnya seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor.
"Karena percuma hanya memikirkan Jakarta, karena yang membuat Jakarta itu kemudian pagi atau sore hari menjadi macet, karena ada 4 juta lebih orang datang, 4 juta lebih orang keluar dari Jakarta. Itulah yang kita pikirkan bersama-sama," ucap dia.