Puan Singgung Lagi Demo Agustus 2025: DPR RI Harus Mawas Diri
- Puan menegaskan pentingnya menjaga demokrasi dari anarkis dan kekerasan
- DPR menyampaikan duka cita pada korban tewas dalam demo Agustus 2025
- 6.719 orang ditahan karena kerusuhan di akhir Agustus 2025, namun sebagian besar sudah dibebaskan
Jakarta, IDN Times - Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menyinggung peristiwa demonstrasi pada 28–29 Agustus 2025 yang membawa duka atas meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan. Puan mengatakan, peristiwa Agustus 2025 memang telah berlalu, tetapi meninggalkan hikmah yang sangat penting bagi demokrasi Indonesia.
"Kita harus mawas diri dan bekerja bersama agar insiden serupa tidak terulang," kata Puan saat berpidato dalam Rapat Paripurna Khusus tentang Penyampaian Laporan Kinerja DPR RI 2024-2025, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
1. Puan sebut aspirasi yang ditunggangi anarkiasme melukai demokrasi
Menurut Puan, peristiwa akhir Agustus 2025 mengingatkan kembali bahwa ketika aspirasi rakyat ternodai oleh tindak kekerasan dan anarkis, maka bukan saja terjadi kemunduran dalam berdemokrasi, melainkan juga melukai martabat kemanusiaan kita bersama.
Dia menegaskan, demokrasi sejati hanya dapat tumbuh dalam ruang dialog yang beradab, bukan dalam bayang-bayang kekerasan.
"Peristiwa tersebut harus menjadi perenungan yang berarti bagi kita; menjaga demokrasi berarti menjaga harkat martabat manusia, melindungi suara rakyat, dan menolak segala bentuk tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan," kata Legislator PDIP itu.
2. DPR sampaikan duka pada korban tewas demo akhir Agustus 2025
Puan mewakili seluruh anggota parlemen di Senayan menyampaikan duka cita mendalam terhadap seluruh korban yang meninggal dunia dalam peristiwa Agustus 2025.
Ia pun berharap demokrasi Indonesia tumbuh semakin matang, berlandaskan dialog, penghormatan kemanusiaan, dan semangat gotong royong yang memperkuat bangsa.
"Atas nama seluruh Anggota dan Pimpinan DPR RI, kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya saudara-saudara kita dalam peristiwa demonstrasi pada tanggal 28–29 Agustus 2025," kata Puan Maharani.
3. 6.719 Orang ditahan selama demo akhir Agustus 2025
Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra mengungkap sebanyak 6.719 orang ditahan saat aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di akhir Agustus.
Penahanan dilakukan terhadap mereka yang diduga melakukan tindak pidana. Antara lain melakukan kekerasan, melakukan penjarahan, melakukan penghasutan, melawan petugas yang sah, dan lain-lain sebagainya.
"Segera sesudah terjadinya kerusuhan itu seluruhnya berjumlah 6.719 orang di seluruh Indonesia, dan beberapa hari kemudian sudah dibebaskan atau dikembalikan atau dilepaskan adalah 5.858 orang," ujar Yusril di Gedung Kemenkon Kumham Imipas, Jumat (26/9/2026).
Ia menegaskan tidak ada peserta aksi yang hanya sekadar ikut demonstrasi lalu ditahan polisi.
"Tidak ada satupun mereka yang semata-mata ikut dalam demonstrasi itu yang ditahan oleh aparat kepolisian. Jadi murni mereka yang melakukan demonstrasi, itu tidak ada satupun diantara mereka yang ditangkap, diamankan apalagi ditahan," ucap dia.
