Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fadli Zon Resmi Luncurkan Buku Sejarah Baru Indonesia

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat meluncukan Buku Sejarah Idonesia di Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat meluncukan Buku Sejarah Idonesia di Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol).
Intinya sih...
  • Fadli Zon meluncurkan buku sejarah baru "Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" dengan 10 jilid utama dan satu jilid fakta aneka serta indeks.
  • Peluncuran buku ditandai dengan peletakan puzzle peta Indonesia oleh Fadli Zon, sebagai bagian dari soft launching Buku Sejarah Indonesia.
  • Proyek penulisan ulang sejarah ini melibatkan 123 penulis dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi, menghasilkan karya sebanyak 7.958 halaman dalam 11 jilid.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, secara resmi meluncurkan buku sejarah baru berjudul "Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global". Buku ini terdiri dari 10 jilid utama, dan satu jilid fakta aneka dan indeks, menjadikan total 11 karya utuh dalam proyek ini.

Adapun, peluncuran buku sejarah baru ini ditandai dengan peletakan rangkaian puzzle peta Indonesia dalam rangakaian acara soft launching Buku Sejarah Indonesia. Fadli menempelkan puzzle peta pulau Sumatra sekaligus menyempurnakan nusantara.

Ide proyek penulisan ulang sejarah ini muncul pada Januari 2025 setelah ada arahan langsung dari Fadli. Proyek ini melibatkan kolaborasi dari 123 orang penulis yang berasal dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi, hingga menghasilkan karya sebanyak 7.958 halaman dalam 11 jilid.

Fadli mengatakan, buku sejarah baru ini menjadi salah satu acuan bagi bangsa untuk mengingat kembali memori kolektif terhadap perjalanan Indonesia. Dia turut berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

"Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan telah merealisasikan sejarah ini," kata Fadli Zon di Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Fadli menekankan, proyek ini bukan bagian dari kepentingan politik, tapi murni dirancang demi kepentingan bangsa dan negara ke depan. Dia tak mempermasalahkan gelombang kritik di ruang publik yang muncul selama proyek ini berlangsung.

"Saya kira, jika terjadi perbedaan pendapat, itu satu hal yang sangat biasa. Saya kira, harus kita apresiasi sebagai bagian dari demokrasi. Tinggal, bagaimana kita lihat, dan harus dibaca dulu baru berkomentar," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Serangan Drone di Sudan, 6 Pasukan PBB Bangladesh Jadi Korban

14 Des 2025, 22:29 WIBNews