Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diluncurkan Hari Ini, Fadli Zon Belum Baca Buku Sejarah Baru Indonesia

Diluncurkan Hari Ini, Fadli Zon Belum Baca Buku Sejarah Baru Indonesia
Menteri Kebudayaan Fadli Zon usai meluncurkan buku sejarah baru Indonesia. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Fadli Zon belum membaca buku sejarah baru Indonesia yang diluncurkan hari ini.
  • Buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" akan dicetak secara massal awal 2026.
  • Proyek melibatkan 123 penulis dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi, menghasilkan karya sebanyak 7.958 halaman dalam 10 jilid buku.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengaku belum membaca utuh buku sejarah baru Indonesia yang resmi diluncurkan hari ini. Ia juga mengaku baru mendapatkan 10 jilid buku sejarah tersebut pada peluncuran hari ini.

Fadli mengatakan, buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" baru akan dicetak secara massal awal 2026.

"Ini mungkin baru jadi. Belum kita cetak secara massal. Eh, saya juga belum baca, terus terang saya akan baca sekali lagi ya. Jadi baru serahkan oleh Prof. Susanto Zuhdi," kata Fadli Zon di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Proyek ini melibatkan 123 orang penulis yang berasal dari 34 perguruan tinggi dan 11 lembaga non-perguruan tinggi, hingga menghasilkan karya sebanyak 7.958 halaman dalam 10 jilid buku.

Kendati demikian, ia mengakui, penulisan ulang sejarah ini tidak akan sempurna karena tidak mungkin mencakup secara keseluruhan catatan sejarah Indonesia.

"Tentu tidaklah sempurna. Kenapa saya katakan tidak sempurna? Karena pasti tidak akan mencakup secara keseluruhan," kata Politikus Partai Gerindra itu.

Fadli juga mengamini penulisan ulang sejarah ini menuai polemik di masyarakat. Gelombang protes di ruang-ruang publik terus menggema selama proses penulisan berlangsung.

Ia mengatakan, tidak perlu ada tandingan buku sejarah baru karena Indonesia membutuhkan banyak buku sejarah. Fadli berharap, buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" menjadi salah satu acuan untuk merekam jejak perjalanan republik ini.

"Tidak perlu ada tandingan. Tulislah buku sejarah sebanyak-banyaknya. Apalagi sejarah lokal, banyak yang belum ditulis," kata dia.

"Sejarah setiap kabupaten, provinsi, sejarah kota, sejarah tentang manusia, orangnya, sejarah tentang tokoh. Saya kira kita perlu sebanyak-banyaknya," sambungnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in News

See More

BK DPRD DKI Umumkan Penerima Penghargaan 2026, Ini Daftarnya

14 Des 2025, 22:43 WIBNews