Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rano Karno: TBC lebih Parah dari COVID-19, Tapi Ada Obatnya

siaranpers_pemprov_dki-20251023133532_jbkwzu_973.jpeg
Wagub DKI Jakarta Rano Karno kunjungi kampung siaga TBC di Jakarta Timur, Kamis (23/10/25). (Dok. Pemprov DKI)
Intinya sih...
  • Pengobatan butuh waktu lama, tidak boleh terputus
  • Semua penyakit bisa disembuhkan dengan semangat dan dukungan keluarga
  • Kondisi lingkungan berpengaruh pada penyebaran TBC, rumah tanpa ventilasi memperburuk risiko penularan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap enteng penyakit tuberkulosis (TBC). Menurutnya, TBC merupakan penyakit lama yang lebih berbahaya dari COVID-19, namun dapat disembuhkan jika pengobatannya dilakukan dengan disiplin.

“TBC penyakit lama. Cuma orang selalu abai. Sebetulnya penyakit ini lebih parah dari COVID. Lebih bahaya ini. Cuma semua penyakit ada obatnya,” ujar Rano di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (23/10/2025).

1. Pengobatan butuh waktu lama

siaranpers_pemprov_dki-20251023133528_3e8e4z_439.jpeg
Wagub DKI Jakarta Rano Karno kunjungi kampung siaga TBC di Jakarta Timur, Kamis (23/10/25). (Dok. Pemprov DKI)

Rano menjelaskan, pengobatan TBC membutuhkan waktu panjang dan tidak boleh terputus. Jika pasien menghentikan pengobatan di tengah jalan, maka prosesnya harus diulang dari awal.

“Cuma kalau TBC ini memerlukan waktu 6 bulan. Nggak boleh putus. Baru jalan sebulan, putus, ulang lagi, tambah lagi 6 bulan,” katanya.

2. Semua penyakit bisa sembuh

siaranpers_pemprov_dki-20251023133530_uk7f4y_151.jpeg
Wagub DKI Jakarta Rano Karno kunjungi kampung siaga TBC di Jakarta Timur, Kamis (23/10/25). (Dok. Pemprov DKI)

Mantan pemeran Si Doel itu menekankan, semua penyakit pada dasarnya bisa disembuhkan, asalkan pasien memiliki semangat dan dukungan keluarga. Ia juga mengingatkan bahwa kebahagiaan dapat memperkuat imun tubuh.

“Yang pasti imun bisa ngelawan kalau kita bahagia. Tuh, hebatnya Allah ciptain. Allah tidak akan mencoba kita karena Allah tahu kemampuan kita,” ujarnya.

3. Kondisi lingkungan bisa perparah

IMG_20251015_112113.jpg
Ilustrasi obat dari pasien TBC/ (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Menurutnya, kondisi lingkungan juga berpengaruh terhadap penyebaran TBC. Rumah tanpa ventilasi dan sinar matahari bisa memperburuk risiko penularan.

“Rumah kalau nggak ada matahari, aduh bongkar tembok. Engap, udara nggak masuk. Bahkan ada kampung yang nggak punya jendela sama sekali. Nah, itu yang harus kita sosialisasikan,” ujarnya.

Sebagai tambahan informasi, dalam lima tahun terakhir, penemuan kasus TBC di DKI Jakarta menunjukkan angka signifikan. Pada 2022, tercatat 45.861 kasus, meningkat 102 persen, dan pada 2023 mencapai 60.420 kasus (naik 112 persen). Meskipun ada penurunan pada 2024 dengan 66.072 kasus (94 kasus), hingga 20 Oktober 2025, jumlah kasus yang ditemukan mencapai 45.568 (65 persen)

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Tindak Lanjuti Aduan Dugaan Korupsi Ketua Bawaslu Rahmat Bagja

23 Okt 2025, 20:18 WIBNews