Resmi Ditahan KPK, Bupati Talaud Bantah Terima Hadiah Mewah

Jakarta, IDN Times - Usai diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama enam jam, Bupati Kepulauan Talaud, Sri Wahyumi Maria Manalip akhirnya resmi menjadi tahanan. Pada Rabu dini hari (1/5), Sri terlihat mengenakan rompi oranye dan kedua tangannya diborgol.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah, Sri akan menghuni rutan K4 yang berada di belakang gedung Merah Putih selama 20 hari pertama.
"Yang bersangkutan ditahan di rutan K4," kata Febri melalui keteragan tertulis pada Selasa malam (30/4).
Kepada media, Bupati yang sempat diusung oleh PDI Perjuangan itu mengaku masih tak mengerti mengapa ia ditahan oleh penyidik KPK.
"Saya bingung mengapa saya dibawa ke sini. Tidak benar saya menerima barang (mewah) itu," kata Sri ketika tiba di gedung lembaga antirasuah semalam sekitar pukul 20:00 WIB.
Lalu, siap kah Sri membuktikan di pengadilan bahwa ia tak menerima benda-benda mewah sebagai bentuk suap?
1. Bupati Sri mengaku hingga saat ini belum pernah melihat hadiah mewah yang ditujukan kepadanya

Kepada media pada Rabu dini hari, Sri mengaku tidak pernah melihat benda-benda mewah seperti tas, perhiasan dan jam tangan yang akan diberikan kepadanya. Ia menambahkan, kalau memang ia dituduh telah menerima hadiah, benda tersebut belum pernah dipegangnya.
"Saya tidak tahu (soal benda mewah), karena barangnya tidak ada sama saya," kata Sri.
Lalu, apa komentar Sri soal temuan benda-benda mewah yang ditemukan atas namanya? Ia mengaku tidak tahu soal benda-benda tersebut.
Diduga benda mewah disita oleh penyidik dari pengusaha Bernhard Hanafi Kalalo. Bernhard diketahui tengah berada di Jakarta untuk membeli beberapa benda yang akan diserahkan ke Sri. Benda tersebut yakni dua tas mewah, satu jam tangan dan perhiasan berlian.
2. Bupati Sri membantah ada bagi-bagi proyek revitalisasi pasar di Talaud

Sri turut membantah keterangan KPK bahwa ia hendak memberikan dua proyek revitalisasi pasar tradisional ke pengusaha Bernhard. KPK menyebut proyek itu akhirnya diberikan kepada Bernhard karena ia bersedia memberikan suap berupa fee dan benda mewah. Pasar yang akan direvitalisasi yakni Pasar Lirung dan Pasar Beo.
"Tidak ada, tidak ada (soal pembagian proyek). Saya juga tidak tahu mengapa dituduhkan menerima hadiah. Saya kan posisinya di Talaud, sedangkan hadiahnya tidak tahu di mana, makanya saya bingung," kata dia lagi.
3. Bupati Sri sempat menegaskan bahwa ia cinta NKRI

Usai diperiksa selama enam jam oleh penyidik, Bupati Sri sempat mengatakan bahwa ia cinta terhadap NKRI dan dia adalah warga Indonesia. Tidak diketahui dengan jelas mengapa ia menyampaikan kalimat itu kali pertama dari mulutnya.
Ia mengaku siap membuktikan di pengadilan bahwa ia tidak pernah meminta untuk diberi hadiah mewah.
"Bisa saya buktikan nanti di persidangan dan barang itu tidak ada sama saya," kata Sri lagi.
Kepada rakyat Indonesia, Sri kembali membantah menerima hadiah mewah terkait jabatannya sebagai Bupati.
4. Penyidik KPK menemukan benda mewah dengan nilai mencapai Rp513,8 juta

Tim penyidik KPK menangkap Bupati Sri pada Selasa (30/4) di kantornya di Kepulauan Talaud sekitar pukul 11:35 WITA. Ia diduga telah menerima suap berupa benda mewah dan fee sebagai imbalan memberikan proyek di Kabupaten Talaud.
Dari lokasi operasi senyap, tim menyita beberapa benda mewah milik Sri, yakni
- Tas tangan Channel seharga Rp97,3 juta
- Tas Balenciaga seharga Rp32,9 juta
- Jam tangan Rolex seharga Rp224,5 juta
- Anting berlian merk Adelle seharga Rp32,07 juta
- Cincin berlian merk Adelle seharga Rp76,9 juta
- Uang tunai dengan total Rp50 juta
"Maka barang bukti yang diamankan oleh tim mencapai total Rp513,8 juta," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan ketika memberikan keterangan pers pada Selasa malam.