Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Satgas: Pandemik COVID-19 di Indonesia Sudah Terkendali Saat Ini

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengklaim, pandemik COVID-19 di Indonesia saat ini sudah terkendali. Dia mengatakan, turunnya kasus virus corona saat ini berkat kerja sama dari semua pihak.

“Hal ini tentunya tidak akan tercapai apabila tidak terjalin kerja sama yang baik antara seluruh lapisan masyarakat dan unsur pemerintah. Tentunya juga terdapat peran besar nakes yang selalu bergerak cepat menangani pasien COVID,” kata Wiku dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021).

1. Satgas minta masyarakat jangan lengah agar kasus di RI tak melonjak seperti negara lain

Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Meski kasus aktif COVID-19 telah mencapai 1 persen, Wiku tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah. Berkaca dari negara lain yang sempat alami lonjakan lagi setelah kasus aktif COVID-19 berada di angka 1 persen, Satgas mewanti-wanti agar hal ini tidak terjadi di Indonesia.

“Sebagai contoh Australia yang kasus aktifnya sempat mencapai 0,26 persen pada 24 Mei lalu, kembali mengalami peningkatan hingga 30 ribu kasus aktif per 9 September. Hal serupa juga teramati pada Selandia Baru yang kasus aktifnya sempat mencapai 0,6 persen per 1 Juni lalu, kembali mengalami kenaikan kasus pada awal September mencapai 750 kasus aktif,” jelas Wiku.

2. Satgas sebut keberhasilan penanganan kasus COVID-19 tidak akan bertahan jika tak konsisten

Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Kasus-kasus yang terjadi di negara-negara lain itu, kata Wiku, menandakan bahwa perbaikan kasus virus corona harus terus dipertahankan. Sebab, keberhasilan penanganan kasus tidak akan bertahan apabila tak diimbangi dengan upaya perbaikan yang konsisten.

“Penting untuk kita bersama-sama belajar dari tren lonjakan kasus, jika disandingkan antara Indonesia dan dunia,” terang Wiku.

3. Begini pola perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia dan dunia

Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kemudian, Wiku mempaparkan pola perkembangan kasus COVID-19 Indonesia dengan kasus dunia. Dia menjelaskan, pada lonjakan pertama, Indonesia maupun dunia mengalami kenaikan kasus di periode Natal dan Tahun Baru 2021.

Kemudian, dunia mengalami gelombang kedua lebih cepat dibandingkan Indonesia yaitu pada April lalu. Sementara, gelombang kedua Indonesia baru terjadi Juli, berselang tiga bulan dari gelombang kedua dunia.

“Saat dunia sedang mengalami second wave, Indonesia justru sedang mengalami titik terendah kasus mingguan. Dan saat Indonesia kasusnya mulai meningkat, justru dunia sedang mengalami penurunan kasus sebelum akhirnya kembali meningkat dan mencapai third wave,” ucap Wiku.

Dari pola tersebut, tambah Wiku, dapat ditarik kesimpulan bahwa lonjakan kasus yang terjadi di Indonesia pada Juli kemarin tidak berkontribusi signifikan terhadap kasus dunia.

“Pun sebaliknya, lonjakan kasus di tingkat global dan beberapa negara tidak memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kasus di Indonesia. Terbukti dengan kasus COVID yang melandai di saat kasus di negara lain melonjak. Hal ini dapat terjadi karena upaya penjagaan batas negara yang ketat, sehingga importasi kasus dari negara-negara yang sedang mengalami lonjakan dapat ditekan seminimal mungkin,” terang Wiku.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us