SBY Dikabarkan Temui Jokowi di Istana Bogor Hari Ini, Bahas Apa?

Jakarta, IDN Times - Jelang pendaftaran bakal capres dan cawapres ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober mendatang, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan menemui Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Bogor, Senin sore (2/10/2023). Kabar itu sudah berembus di kalangan media sejak petang ini.
Ketika dikonfirmasi kepada koordinator juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, ia tak banyak berkomentar. Herzaky hanya menjawab dengan emoticon senyum melalui pesan pendeknya kepada IDN Times pada sore ini.
"Saya sedang di Jakarta, mungkin bisa ditanya ke teman-teman di Istana Bogor," ungkap Herzaky kepada IDN Times melalui telepon malam ini.
Herzaky menyebut ada video yang sudah beredar, dan menggambarkan ketibaan SBY di Istana Bogor sore ini. Namun, Herzaky tidak bersedia memberikan komentar lebih banyak.
Pertemuan SBY dengan Jokowi terjadi usai Demokrat resmi menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto pada 21 September 2023 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta. Demokrat akhirnya ikut berlabuh ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) usai 'cerai' dari Anies Baswedan dan Koalisi Perubahan.
Apakah ini pertanda Demokrat bakal merapat ke pemerintahan Jokowi di ujung kepemimpinannya?
1. Demokrat ogah komentari soal tawaran menteri pada AHY

Sementara, ketika ditanyakan terkait tawaran kursi menteri pada Demokrat, Herzaky lagi-lagi enggan menanggapi. Informasi itu makin santer terdengar lantaran momentumnya bersamaan dengan perombakan kabinet yang akan kembali dilakukan Jokowi. Isu reshuffle kembali bergema lantaran Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjadi tersangka kasus rasuah.
"Reshuffle itu ranahnya presiden, bukan di kami. Gak pantas dan eloklah kalau kami membahas isu tersebut. Silakan langsung tanyakan aja ke Beliau," tutur dia.
Di sisi lain, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak membantah atau membenarkan akan ada reshuffle. Dia justru mempertanyakan kembali ke media asal mula isu reshuffle tersebut.
"Dengar dari mana?" tanya Jokowi usai kegiatan Istana Berbatik, pada Minggu malam, 1 Oktober 2023.
2. Pertemuan SBY-Jokowi bisa mendinginkan suhu politik

Sementara, menurut analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut dinilai positif jelang Pemilu 2024. Tujuannya agar suhu politik lebih kondusif dan tenang.
"Pertemuan dua sosok ini penting untuk mendinginkan suasana yang ada. Selama ini, SBY terlihat agak aktif mengkritik kebijakan politik Jokowi," kata Adi dalam pesan pendek kepada IDN Times, Senin malam.
Terbaru, SBY mengkritik Istana ikut berperan di balik gagalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdampingan dengan Anies pada Pemilu 2024. Bahkan, dalam catatan IDN Times, pada Juni 2023, SBY pernah menulis buku yang ditujukan bagi kalangan internal Demokrat. Buku itu diberi judul "Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi: The President Can Do No Wrong."
Salah satu yang digaris bawahi SBY ketika itu yakni Istana diduga berniat menjegal langkah Anies menjadi bakal capres lewat proses hukum.
3. Demokrat harus berhitung sebelum memutuskan merapat ke pemerintahan Jokowi

Lebih lanjut, Adi mengatakan, bila Demokrat tidak lagi bersikap jual mahal, tawaran untuk merapat ke pemerintahan Jokowi akan diterima. Sebaliknya, bila masih bersikap jual mahal, tawaran tersebut tidak akan diterima.
"Yang pasti untung ruginya bakal dikalkulasi oleh Pak SBY. Apalagi bila betul ada tawaran menteri, itu hanya tersisa setahun lebih. Salah satu poin yang perlu dipertimbangkan adalah basis pemilih Demokrat yang sangat anti Jokowi," kata Adi.
Demokrat, kata Adi, berpotensi ditinggal pemilih setianya seandainya memutuskan bergabung ke pemerintahan Jokowi dan menerima tawaran menteri.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.