SMRC: Endorse Prabowo dan Jokowi Tak Berefek untuk RK-Suswono

Jakarta, IDN Times - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil penelitian yang menunjukkan endorsement dari Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo terhadap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono tidak memberikan efek signifikan terhadap elektabilitas di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Menurut Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, ada sekitar 50 persen warga Jakarta yang mengetahui Prabowo mendukung Ridwan Kamil-Suswono, tetapi dukungan tersebut tidak cukup untuk mendongkrak popularitas pasangan ini.
Hasil penelitian menunjukkan, 38 persen responden merasa tidak pantas bagi seorang presiden untuk memberikan endorsement kepada salah satu calon dalam Pilkada. Sementara itu, meskipun 48 persen warga Jakarta juga mengetahui dukungan Jokowi terhadap Ridwan Kamil, hal ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan dukungan terhadap RK-Suswono.
"Hasil analisis menunjukkan, bahwa endorsement Prabowo dan Jokowi secara umum tidak berdampak positif terhadap elektabilitas RK-Suswono. Tidak ada bukti elektabilitas RK-Suswono menjadi lebih tinggi setelah di-endorse dua tokoh nasional tersebut," ujar Deni dalam keterangannya pada Minggu (1/12/2024).
1. Pramono-Rano unggul pada exit poll dan quick count SMRC

SMRC juga melakukan exit poll dan quick count untuk mendapatkan gambaran mengenai hasil suara dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Hasil yang diperoleh menunjukkan, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, unggul dalam kedua metode penghitungan suara tersebut.
Dalam hasil exit poll, Pramono-Rano mendapatkan 46,1 persen suara, sedangkan Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 37 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebesar 5,9 persen. Sementara itu, 11 persen responden menyatakan tidak tahu.
Adapun untuk hasil quick count dari SMRC, Pramono-Rano menduduki posisi teratas dengan 51,03 persen suara, diikuti oleh Ridwan Kamil-Suswono dengan 38,80 persen, dan Dharma-Kun dengan 10,17 persen.
2. Pramono-Rano unggul efek dukungan Ahok dan Anies
Deni menjelaskan, dominasi suara Pramono-Rano dipengaruhi oleh dukungan dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan.
"Endorsement Anies ke Pramono-Rano tidak membuat pemilih Ahok pergi dari Pramono-Rano, sebaliknya justru memperkuat dukungan pemilih Ahok ke Pramono-Rano," kata dia.
Hal ini menunjukkan strategi endorsement yang lebih efektif dibandingkan dengan dukungan yang diberikan kepada RK-Suswono.
3. Metode exit poll yang dilakukan SMRC

SMRC melakukan exit poll dengan sejumlah prosedur. Berikut prosedurnya:
- Stratifikasi: TPS dikelompokkan menurut wilayah kabupaten/kota.
- Stage-1: Di masing-masing stratum (kabupaten/kota), TPS sebagai primary sampling unit dipilih secara acak dengan teknik systematic random sampling dan dengan dengan jumlah proporsional. Total dipilih 300 TPS di seluruh wilayah Jakarta.
- Stage-2: Di masing-masing TPS terpilih, dipilih dua orang pemilih yang baru keluar dari TPS dengan gender pemilih (laki-laki dan perempuan) dan waktu keluar TPS yang telah ditentukan oleh pusat secara acak. Maka total sampel yang direncanakan adalah 600 responden.
Deni menerangkan, responden dipilih dan diwawancarai lewat tatap muka. Total, ada 522 orang yang diwawancara. Margin of error sekitar 4,56 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.