Survei: Ganjar Capres Paling Disukai Pemilih Millennial dan Gen Z

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei, Aksara Research and Consulting merilis hasil survei bertajuk "Pemilu 2024 di Mata Anak Muda”. Dalam hasil survei tersebut, salah satunya membahas terkait calon presiden (capres) yang paling banyak disukai generasi milenial dan z.
Diketahui, generasi muda bakal mendominasi sebagai pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 mendatang. Hasil survei menunjukkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil sebagai capres yang paling disukai pemilih muda.
"Ganjar mendapat elektabilitas sebesar 25,37 persen. Gubernur Jawa Tengah itu jauh mengungguli Anies Baswedan yang berada di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 18,2 persen," kata Direktur Aksara, Henri Kurniawan dalam keterangannya, Rabu (21/12/2022).
1. Ada nama Prabowo, Ridwan Kamil hingga Puan

Selain Ganjar dan Anies, nama lain yang muncul adalah Prabowo Subianto dengan elektabilitas 17,98 persen, Ridwan Kamil 8,54 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,88 persen, dan Andika Perkasa 2,21 persen. Sementara itu nama lainnya, elektabiliasnya rendah seperti Puan Maharani, Muhaimin Iskandar, dan Airlangga Hartarto.
"Nama lain yang selama ini muncul di media, seperti Puan Maharani, Muhaimin Iskandar, dan Airlangga Hartarto, cukup rendah elektabilitasnya. Ketiga tokoh pimpinan partai itu hanya meraih elektabilitas di bawah dua persen," ucap Henri.
2. Kriteria capres dan cawapres menurut anak muda

Selain itu, survei Aksara juga menunjukkan kriteria yang menjadi pertimbangan kaum muda saat memilih calon presiden dan wakil presiden. Sebagian besar anak muda 29,41 p ersen menginginkan pemimpin yang tidak korupsi, kemudian merakyat 21,65 persen, rekam jejak 12,27 persen, kecakapan 9,22 persen, visioner 7,55 persen, dan berwibawa 5,92 persen.
“Ini menunjukkan komitmen politik kaum muda yang menentang korupsi. Mereka cenderung mentolerir politisi yang dianggap korup,” imbuh Henri.
3. Responden survei pemilih milenial dan gen z

Lebih lanjut, Hendri menjelaskan Survei Aksara dilakukan pada 3 hingga 13 Desember 2022 terhadap 1200 orang responden berusia 17 sampai 39 tahun.
"Mereka masuk kategori milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012). Penarikan sampel dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 2,98 persen," imbuh dia.