Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanoto Lolos POP Kemendikbud, FSGI Menduga Ada Konflik Kepentingan

Ilustrasi belajar dari rumah (Istimewa)
Ilustrasi belajar dari rumah (Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengaku kaget yayasan Tanoto Foundation satu yayasan raksasa lainnya lolos program Organisasi Penggerak untuk kategori gajah. Kategori tersebut akan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp20 miliar setiap tahunnya.

"Kami menduga ada potensi kepentingan karena Dirjen GTK Kemendikbud pernah menjadi salah satu dekan di bawah salah satu yayasan perusahaan tersebut. Begitu juga di Tanoto Foundation," kata Satriwan seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/7/2020).

1. Anggaran bakal sia-sia karena masih pandemik COVID-19

Ilustrasi belajar dari rumah (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi belajar dari rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Satriwan, jangan sampai publik menilai ada konflik kepentingan terkait penetapan dua organisasi perusahaan besar itu. Dia juga menilai anggaran lebih dari setengah triliun itu akan sia-sia, sebab saat ini masih pandemik COVID-19.

"Semuanya berlangsung melalui telekonferensi. Akan sia-sia jika memberikan dana ke organisasi kemasyarakatan saat pandemik begini," kata dia.

2. Anggaran lebih baik untuk membantu PJJ

Ilustrasi Sekolah (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Sekolah (IDN Times/Arief Rahmat)

Satriwan mengusulkan agar dana Program Organisasi Penggerak (POP) lebih baik digunakan untuk membantu pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ), dibandingkan diberikan kepada organisasi kemasyarakatan.

Dia menjelaskan lebih dari 46 ribu sekolah tidak bisa melakukan PJJ karena infrastruktur yang tidak memadai. Tidak hanya di daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T), tapi juga di Jabodetabek.

3. Kemendikbud mengalokasikan Rp559 miliar untuk POP

Mendikbud Nadiem Makarim (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Mendikbud Nadiem Makarim (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan upaya untuk melibatkan entitas-entitas masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan dalam meningkatkan kapasitas tenaga pendidik di Indonesia.

Untuk mendukung program itu, Kemendikbud mengalokasikan anggaran hampir Rp559 miliar. Anggaran tersebut akan dibagikan untuk membiayai pelatihan atau peningkatan kapasitas yang diadakan organisasi masyarakat yang terpilih.

Tanoto Foundation termasuk dari 156 ormas yang lolos sebagai organisasi penggerak dengan kategori gajah. Untuk kategori ini organisasi penggerak bisa mendapatkan alokasi anggaran hingga Rp20 miliar per tahun, dengan sasaran lebih dari 100 sekolah, baik jenjang PAUD, SD, atau SMP.

POP merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta didik.

Dalam program ini, Kemendikbud akan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat maupun individu yang mempunyai kapasitas untuk meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan.

Organisasi yang terpilih dibagi kategori III yakni gajah, macan, dan kijang. Untuk gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp20 miliar per tahun, macan Rp5 miliar per tahun, dan Kijang Rp1 miliar per tahun.

4. Tanoto Foundation angkat bicara

Implementasi Program PINTAR Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Dok. IDN Times)
Implementasi Program PINTAR Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Dok. IDN Times)

Sementara, Tanoto Foundation angkat bicara mengenai keterlibatannya dalam POP Kemendikbud yang sedang ramai diperbincangkan publik.

Communications Director Tanoto Foundation Haviez Gautama mengatakan, Tanoto Foundation bukan program corporate social responsibility (CSR) dari suatu grup bisnis, melainkan inisiatif independen untuk mendukung pemerintah meningkatkan prestasi siswa Indonesia.

"Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya dalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia sejak 1981," kata Haviez dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (22/7/2020).

Haviez menjelaskan, Tanoto Foundation dipilih oleh Kemendikbud menjadi salah satu pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP). Dalam program ini, Kemendikbud mengundang seluruh organisasi massa (ormas) di Indonesia untuk berkompetisi membangun sekolah penggerak dan menyediakan pilihan kepada ormas untuk membiayai pelaksanaan POP secara mandiri (dengan dana sendiri) dan/atau mengajukan permohonan pendanaan kepada pemerintah.

"Tanoto Foundation selalu berkomitmen mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri. Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, didesain tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun (2020-2022)," jelasnya.

Proses seleksi dilakukan terhadap 324 proposal dari 260 Ormas, di mana terpilih 183 proposal dari 156 ormas. Melalui Program Pintar Penggerak, Tanoto Foundation akan bekerja untuk mengembangkan kapasitas tenaga pengajar di 260 Sekolah Penggerak (160 Sekolah Dasar dan 100 Sekolah Menengah Pertama) rintisan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah) dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us