Temui Sekjen ISSA, Wamenaker Dorong Reformasi Jamsos Pekerja Digital

- Wamenaker Immanuel Ebenezer bertemu dengan Sekjen ISSA Marcelo Abi-Ramia Caetano di sela Konferensi ILC ke-113 di Jenewa, Swiss.
- Pemerintah Indonesia fokus pada reformasi perlindungan sosial untuk pekerja digital, termasuk akses yang adil terhadap sistem jaminan sosial.
- Indonesia membutuhkan bantuan ISSA dalam praktik terbaik dan asistensi teknis untuk memperkuat perlindungan sosial bagi sektor informal dan pekerja mandiri.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer menggelar pertemuan dengan Sekretaris Jenderal International Social Security Association (ISSA), Marcelo Abi-Ramia Caetano. Pertemuan dilakukan di sela Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) ke-113 yang berlangsung di Jenewa, Swiss.
Pertemuan ini dianggap sebagai langkah strategis Pemerintah Indonesia guna mendorong reformasi penguatan sistem perlindungan sosial, khususnya bagi para pekerja di sektor digital yang saat ini semakin mendominasi dunia ketenagakerjaan nasional.
ISSA merupakan asosiasi internasional di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan beranggotakan lembaga-lembaga jaminan sosial dari berbagai negara dan berperan penting dalam penyebaran standar, inovasi, serta praktik terbaik di bidang perlindungan sosial.
1. Wamenaker klaim pemerintah peduli isu perlindungan tenaga kerja

Immanuel mengklaim, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian pada isu perlindungan tenaga kerja. Termasuk di dalamnya para pekerja digital mulai dari pengemudi ojek online, kurir aplikasi, dan freelancer digital.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap pekerja, baik formal maupun informal, mendapatkan akses yang adil terhadap sistem jaminan sosial,” kata Immanuel mengutip keterangan tertulis.
2. Isu utama yang jadi perhatian Indonesia

Immanuel menyampaikan beberapa isu utama yang menjadi fokus Indonesia, termasuk soal kebutuhan akan referensi praktik terbaik (best practices) dari negara-negara dengan kondisi serupa Indonesia. Utamanya terkait cakupan perlindungan bagi pekerja platform.
Tak hanya itu, Immanuel menyebutkan, Indonesia juga membutuhkan asistensi teknis dari ISSA soal tantangan kelembagaan serta pedoman monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan program jaminan sosial berjalan lebih efektif dan terukur.
“Kami melihat ISSA sebagai mitra strategis dalam membangun ekosistem perlindungan sosial yang kuat, terutama untuk menjangkau sektor informal dan pekerja mandiri yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi,” kata Immanuel.
3. Berharap kolaborasi terjalin baik

Wamenaker menyambut baik kolaborasi yang mungkin tercipta dengan ISSA. Kerja sama dengan ISSA disebut Wamenaker penting dilakukan guna mendorong reformasi sistem jaminan sosial Indonesia agar lebih inklusif dan adaptif.
Pertemuan ini dianggap Wamenaker sebagai momentum strategis untuk menggali kontribusi ISSA dalam mendukung pembenahan kelembagaan dan teknis di sektor jaminan sosial nasional.
“Kami menyambut baik undangan ISSA dan berharap kolaborasi ini dapat membantu Indonesia dalam penguatan kelembagaan, penyempurnaan program, hingga peningkatan kapasitas pelaksana jaminan sosial,” kata Wamenaker.