Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tiga Prajurit TNI AD Jadi Korban Longsor di Sumbar, Satu Meninggal

Jembatan Kembar Silaiang Bawah, TNI AD, Padang
Satu jenazah prajurit TNI AD yang berhasil ditemukan usai tertimbun longsor di kawasan Jembatan Kembar Silaiang Bawah, Padang. (Dokumentasi TNI AD)
Intinya sih...
  • TNI AD membantu evakuasi warga terdampak longsor
  • Akses Padang-Bukittinggi lumpuh total, 30 rumah terdampak
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Momen duka menyelimuti TNI Angkatan Darat (AD) sebab tiga anggotanya menjadi korban terjadinya tanah longsor ketika berada di kawasan Jembatan Kembar Silaiang Bawah pada Kamis (27/11/2025) pukul 10.00 WIB. Ketiga anggota TNI AD itu sempat dinyatakan hilang kontak. Namun, satu anggota TNI AD atas nama Serda Robi ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia.

"Tiga personel TNI AD saat itu tengah membantu evakuasi bagi warga yang ikut terdampak material longsor," ujar Kapendam XX/Tuanku Imam Bonjol, Letnan Kolonel Kav Taufiq, dalam keterangan tertulis pada Jumat (28/11/2025).

Dia mengatakan, longsor susulan terjadi ketika evakuasi masyarakat sedang berlangsung. Pergerakan material tanah dari tebing menyebabkan badan jalan tertimbun. Selain itu, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

Dua prajurit TNI AD yang dinyatakan hilang kontak, yakni Pelda Yudi Gusnadi dan Prada Zeni Marpaung. Taufiq mengatakan, tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Pengelola Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, relawan dan pemda terus melakukan pencarian terhadap dua anggota TNI AD yang masih hilang.

"Mereka yang gugur adalah prajurit terbaik karena gugur saat menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya di wilayah Sumbar yang kita cintai. Mari kita berdoa bersama agar bencana ini segera berakhir," kata dia.

1. TNI AD terus membantu untuk buka kembali akses yang tertutup

 Jembatan Kembar Silaiang, Padang
Kondisi Jembatan Kembar Silaiang yang tertimbun material longsor di Kabupaten Padang Panjang. (www.instagram.com/@musik_bakato)

Sementara, personel TNI AD lainnya yang tergabung di dalam satgas gabungan terus melakukan pembersihan material longsor untuk membuka kembali akses yang sudah tertutup.

Taufiq memastikan, upaya pembukaan akses jalan itu dilakukan dengan tetap mengutamakan keselamatan personel.

"Apalagi kondisi tanah di sekitar masih labil," kata Taufiq.

2. Akses Padang menuju ke Bukittinggi lumpuh

Banjir Sumatra, Padang, Sumatra Barat
Dampak kerusakan yang diakibatkan usai terjadi banjir di Sumatra Barat. (Dokumentasi BNPB)

Sementara, akibat jembatan itu dihantam banjir bandang dan material longsor, akses jalan dari Padang menuju ke Bukittinggi dan sebaliknya lumpuh total. Hingga saat ini, jalan tersebut belum bisa dilalui kendaraan. Selain itu, 30 rumah terdampak longsor.

Menurut Kalaksa BPBD Padang Panjang, Nofi Yanti, hingga Jumat pagi akses masih tertutup total.

"Alat berat sudah datang satu kemarin, namun belum berhasil memindahkan semua lumpur di atas jembatan. Lumpurnya sangat tinggi," ujar Nofi.

Dia mengatakan, sebanyak 130 personel gabungan diturunkan untuk membantu proses pembersihan.

3. Banjir di Sumbar akibatkan 23 orang meninggal dunia

Banjir Sumatra, Sumatra Barat, BNPB
Dampak kerusakan yang diakibatkan usai terjadi banjir di Sumatra Barat. (Dokumentasi BNPB)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 23 orang meninggal dunia dalam peristiwa banjir di Sumbar. Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengatakan, jumlah korban meninggal dunia berpeluang bertambah lantaran masih terdapat korban yang hilang. Sebanyak 12 orang masih belum ditemukan usai banjir di Sumbar.

Sementara, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang menghantam Provinsi Aceh mencapai 35 jiwa. Kemudian, korban yang belum ditemukan usai banjir di Aceh mencapai 25 orang. Bila dijumlah dengan korban meninggal dunia akibat banjir di Sumatra Utara maka mencapai 174 jiwa.

Perwira tinggi di TNI AD itu mengatakan, banjir dan longsor yang terjadi di Aceh baru berlangsung sekitar dua hari. Namun, semua area hampir tertutup banjir.

"Yang masif, hampir seluruh kabupaten dan kota di Aceh, itu terkena bencana," ujar Suharyanto ketika memberikan keterangan pers, Jumat.

Dia mengatakan, cuaca di tiga provinsi itu terang dan tidak diguyur hujan. Itu semua berkat operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan untuk mencegah banjir memburuk karena intensitas hujan yang tinggi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Mengenal Negara di Asia Tengah, Cirinya Berakhiran Stan

28 Nov 2025, 23:43 WIBNews