TNI AD: Penggunaan Drone untuk Bantu Mengawasi Wilayah Perbatasan

- TNI AD membuka peluang beli pesawat tempur nirawak UCAV buatan Baykar, Turki
- KSAD Maruli meninjau pameran alutsista tahunan IDEF di Turki
- KSAD sebut Prabowo ingin memperkuat kerja sama produksi alutsista bersama
Jakarta, IDN Times - Mabes TNI Angkatan Darat (AD) membuka peluang untuk membeli pesawat tempur nirawak Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) buatan Baykar, Turki, untuk mendukung operasional tugas personel di lapangan. Hal itu terungkap ketika Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak melakukan kunjungan ke pabrik Baykar pada akhir pekan lalu.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, penggunaan drone bisa membantu kerja TNI AD. Salah satunya untuk mengawasi wilayah perbatasan yang sulit dijangkau. Selain itu, drone juga dapat mempermudah tugas pasukan dalam mengawasi dan menjalankan operasi di beberapa wilayah konflik seperti Papua.
"Drone ini juga dapat membantu operasi militer selain perang (OMSP) atau misi kemanusiaan yang sering dijalankan oleh TNI AD," ujar Wahyu ketika dikonfirmasi pada Selasa (29/7/2025).
Jenderal bintang satu itu turut menyebut drone bisa membantu OMSP seperti pencarian korban bencana alam di medan yang sulit. Selain itu, drone dapat dipakai untuk meninjau lokasi bencana untuk membantu penghitungan estimasi kerugian.
1. Belum diputuskan berapa jumlah unit drone yang akan dibeli TNI AD

Meski begitu, Wahyu mengatakan, TNI AD belum menentukan unit apa saja yang akan dibeli dan berapa jumlah drone yang hendak dibeli. Pihaknya masih membutuhkan kajian lebih lanjut.
"Kami harus memerlukan kajian dan diskusi lebih dalam tentang pembelian ini. Harus ada kajian untuk memastikan teknologi drone sesuai dengan kondisi medan yang ada di Indonesia," kata Wahyu.
2. KSAD Maruli juga meninjau pameran alutsista tahunan IDEF di Turki

Lebih lanjut, KSAD Maruli juga meninjau langsung pameran tahunan alutsista Turki, IDEF (International Defence Industry Fair) pada akhir pekan lalu. Ini menjadi pameran internasional ke-17 kali yang digelar oleh otoritas Turki. IDEF menjadi ajang penting untuk memperluas wawasan strategis dan memperkuat sinergi pertahanan global.
Di sela pameran tersebut, Jenderal Maruli juga melaksanakan pertemuan kehormatan dengan sejumlah pejabat tinggi Turki yakni Menteri Pertahanan Yaşar Güler, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki Jenderal Metin Gürak, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Selcuk Bayraktaroglu.
Maruli menyampaikan apresiasi atas kebijakan Turki dalam membangun kemandirian industri pertahanan nasional. Hal itu juga menjadi visi Indonesia.
"Kementerian Pertahanan Turki telah menjadi mitra penting dalam transformasi pertahanan Indonesia, termasuk melalui kerja sama industri pertahanan dan alih teknologi," kata mantan Pangkostrad itu.
3. KSAD sebut Prabowo ingin memperkuat kerja sama produksi alutsista bersama

Dalam pertemuannya dengan sejumlah pejabat tinggi militer Turki, Maruli juga menyampaikan, Prabowo dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memiliki keinginan kuat untuk memperkuat kemitraan dalam memproduksi alutsista.
"Presiden Prabowo juga ingin ada joint production dalam hal alutsista. Selain itu, Beliau juga menekankan pentingnya kerja sama langsung antar angkatan darat kedua negara," tutur dia.