Usai OTT KPK, Dirut Krakatau Steel "Bersih-Bersih" Perusahaan

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, saat ini perusahaan pelat merah itu tengah melakukan bersih-bersih usai salah satu direkturnya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (22/3) lalu.
Salah satu anggota direksi yang ditangkap adalah Wisnu Kuncoro, Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel. Ia ditangkap ketika tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan di area Bintaro, Tangerang Selatan. Sempat terjadi transaksi penyerahan uang senilai Rp20 juta oleh kontraktor ke Wisnu.
Silmy menegaskan, apa yang dilakukan oleh Wisnu merupakan perbuatan pribadi dan bukan kebijakan perusahaan. Oleh sebab itu dalam pemberian keterangan pers pada Minggu kemarin, ia mengaku prihatin atas insiden OTT tersebut.
Segenap Manajemen PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merasakan keprihatinan yang mendalam atas kasus ini. Saat ini Krakatau Steel tengah gencar melakukan pembenahan internal dan perbaikan kinerja Perseroan dengan mengedepankan profesionalisme dan good corporate governance di segala bidang, serta praktik manajemen yang bebas dari segala konflik kepentingan," ujar Silmy di Wisma Baja pada Minggu (24/3). Lalu, apa langkah bersih-bersih yang telah dimulai oleh Silmy?
1. PT Krakatau Steel akan menerapkan ISO 37001 anti penyuapan

Silmy mengaku, pada pekan ini sudah mengumpulkan semua jajaran direksi untuk mengingatkan kembali pentingnya nilai integritas. Pada Jumat mendatang, ia berencana bertemu dengan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya.
"Saya ingin diterapkan ISO 37001 anti bribery management system di Krakatau Steel," kata Silmy yang dihubungi oleh IDN Times melalui telepon, Selasa (26/3).
2. Dirut Krakatau Steel akan mengumpulkan semua vendor untuk sosialisasi 4 NO

Selain itu, Silmy turut menyebut akan mengumpulkan semua rekanan vendor. Ia ingin menyosialisasikan 4 NO yakni NO bribery (penyuapan), NO kickback, NO gift (hadiah) dan NO luxury treatment.
"Jadi, kami akan menerapkan 4 NO tadi. Apabila ada vendor yang membandel maka akan langsung kami masukan ke dalam black list," tutur dia.
3. Krakatau Steel akan meminta pegawainya menandatangani pakta integritas secara online

Langkah pembenahan lainnya yang dilakukan oleh BUMN pelat merah itu yakni memberlakukan aturan agar semua pegawai hingga ke tingkat paling bawah, meneken pakta integritas secara online. Rencananya, pakta integritas itu rutin diperbarui untuk ditandatangani setiap awal tahun.
"Jadi, ketika pegawai setuju dan submit form itu, maka artinya dia ikut berkomitmen untuk menjaga integritas," kata pria yang sempat menjadi Direktur Utama PT Pindad itu.
Langkah ini secara cepat diambil Silmy untuk memulihkan tingkat kepercayaan publik terhadap PT Krakatau Steel.
4. Proses hukum di KPK tidak mengganggu kinerja PT Krakatau Steel

Silmy juga menegaskan, proses hukum yang menimpa Wisnu tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini termasuk program kerja perusahaan dan pengembangan yang sedang dikembangkan di 2019.
"Tidak ada satu pun kebijakan perusahaan yang mendukung adanya praktik-praktik yang tidak sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)," kata dia.
5. KPK tidak menutup kemungkinan akan memanggil Direktur Utama PT Krakatau Steel

Sementara, usai OTT, lembaga antirasuah tidak menutup kemungkinan akan memanggil Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim. Namun, hingga kini jadwal tersebut belum dirilis oleh penyidik.
"Nanti kalau dibutuhkan tentu bisa diagendakan ya pemeriksaannya (direksi Krakatau Steel)," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah pada Senin (25/3) malam.
Ia turut menjelaskan salah satu informasi yang akan digali yakni hubungan Wisnu dengan para kontraktor. Selain Wisnu, KPK turut menetapkan tiga orang lain sebagai tersangka yakni Alexander Muskitta, Kenneth Sutarja, dan Kurniawan Edy Tjokro.
Namun, keberadaan Kurniawan hingga saat ini belum diketahui. Oleh sebab itu, KPK mengimbau dia untuk menyerahkan diri.