Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vaksin Sinovac vs AstraZeneca, Ampuh Mana?

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (UEA) vaksin buatan Oxford-AstraZeneca.

Pengeluaran izin tersebut jadi tanda vaksin AstraZeneca siap digunakan untuk vaksinasi COVID-19. Sebelumnua, pemerintah telah menggunakan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi sejak Januari 2021.

Lalu lebih ampuh mana antara vaksin Sinovac dan Astra Zeneca?

1. Tiap vaksin punya kelebihan dan kekurangan sendiri

default-image.png
Default Image IDN

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan setiap vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tidak bisa dibandingkan. Apalagi vaksin Sinovac dan AstraZeneca mempunyai teknologi berbeda.

"Kayak apel, jeruk, semangka, sama-sama buah ada kekurangan dan kelebihan sama juga vaksin," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (9/3/2021).

2. Vaksinasi bukan solusi akhir

default-image.png
Default Image IDN

Dicky menegaskan dua vaksin tersebut sama-sama bermanfaat apalagi di tengah kemunculan strain baru. Setidaknya vaksin bisa mengurangj keparahan meski ditemukan strain baru.

Meski demikian, Dicky mengingatkan vaksinasi bukan solusi akhir dan jalan singkat mengakhiri pandemik.

"Yang harus diperkuat strategi 3T dan 5M ini yang diperhatikan jika tidak sangat mungkin program vaksinasi akan diiiringi peningkatan kasus infeksi di rawat rumah sakut dan kematian," ucapnya.

3. Efikasi vaksin Sinovac dan AstraZeneca

default-image.png
Default Image IDN

Lalu bagaimana dengan efikasi dua vaksin tersebut?  BPOM menyatakan efikasi vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca sebesar 62,1 persen. Besaran ini telah memenuhi syarat efikasi minimal 50 persen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), agar vaksin dapat diberi izin penggunaan daurat.

"Efikasi vaksin dengan dua dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,1 persen," ungkap Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito saat konferensi pers virtual, Selasa (9/3/2021).

Sementara berdasarkan analisis terhadap uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung menunjukkan efikasi sebesar 65,3 persen.

Hasil ini tersebut jauh dari negara lain yang juga melakukan uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac. Kepala Badan POM Penny Lukito menyebutkan berdasarkan laporan, efikasi di Turki mencapai 91,25 persen dan Brasil 78 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us