[BREAKING] Alur Tes Virus Corona: Hasil Rapid Test Dicek Ulang PCR

Presisi ketepatan PCR lebih tinggi untuk tes COVID-19

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan rapid test atau tes cepat digunakan sebagai instrumen screening, apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Apabila hasilnya positif, maka pasien tersebut harus menjalani pemeriksaan ulang dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Mana kala hasil (rapid test) positif, maka kita akan lakukan pemeriksaan ulang dengan PCR,” kata Yuri saat konferensi pers di BNPB sebagaimana disiarkan langsung TVRI, Minggu (22/3).

Yuri menjelaskan rapid test dengan PCR memiliki metode dan sampel yang berbeda dalam mendeteksi keberdaan SARS-CoV-2 di dalam tubuh seseorang.

Rapid test menggunakan darah sebagai spesimennya, sedangkan PCR menggunakan swab yang diambil dari saluran pernapasan sebagai spesimennya. Presisi ketepatan PCR juga lebih tinggi dibanding rapid test.

Fungsi PCR adalah untuk mengetahui apakah SARS-CoV-2 sudah berada di tubuh seseorang. Sementara, fungsi rapid test adalah untuk mengetahui apakah tubuh seseorang sudah merespons keberadaan virus corona dengan antibodinya.

“Kita pahami rapid test basisnya adalah melihat respons darah dari infeksi COVID-19. Jadi yang sebelum enam-tujuh hari tentunya respons imun belum muncul, walaupun ada virus di dalam tubuhnya. Jadi harus diulang lagi (tes) tujuh hari kemudian,” kata Yuri.

Jika rapid test sudah dilakukan dua kali dan hasilnya negatif, maka pasien tersebut dinyatakan bersih dari virus corona dan diizinkan pulang. Kendati, pasien tetap harus menjalani isolasi di rumah sesuai protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Apabila sudah dua kali dan tetap negatif, kita bisa meyakinkan bahwa tidak terinfeksi, tapi tentu bisa besoknya terinfeksi. Jadi dasarnya tidak ada satu pun yang memberikan garansi kalau hasilnya negatif tidak terinfeksi corona,” tegas Yuri.

Yuri menambahkan keberadaan rapid test bukan berarti pemerintah akan melakukan tes secara acak dan massal. Rapid test diperuntukkan bagi orang-orang yang mengalami kontak langsung dengan kasus positif virus corona.

“Sebagai contoh, mana kala ada kasus positif di rumah sakit, kita akan lakukan penelusuran ke keluarganya dan seluruh keluarganya akan kami lakukan screening test (rapid test). Kalau ada aktivitas di kantor, kami akan tes seluruh karyawan kantornya,” kata Yuri.

Baca Juga: [BREAKING] Obat Virus Corona Harus dengan Resep Dokter

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya