Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[WANSUS] CISDI Bicara Bahaya Polusi, Bisa Perpendek Umur 2,9 Tahun

Polusi Udara di Jakarta memburuk. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Polusi Udara di Jakarta memburuk. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Intinya sih...
  • Polusi udara di kota-kota besar disebabkan oleh kendaraan bermotor dan minimnya ruang terbuka hijau.
  • Polusi udara dapat memotong harapan hidup seseorang hingga 2,9 tahun dan berdampak pada kesehatan individu.
  • Pemerintah perlu mengurangi sumber polutan, memperbaiki transportasi umum, memberi insentif kendaraan ramah lingkungan, serta melarang pembakaran sampah sembarangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Langit kota kini tak lagi sekadar latar biru bagi gedung-gedung pencakar langit. Ia berubah menjadi cermin sunyi yang memantulkan masalah kronis perkotaan, yakni polusi udara. Di tengah kepadatan penduduk dan kemacetan yang kian mengular, udara kotor menjadi ancaman tak kasat mata yang setiap hari dihirup jutaan warga kota.

Bagi masyarakat perkotaan, khususnya di kota besar seperti Jakarta, polusi udara bukan lagi isu jauh atau sekadar angka dalam laporan riset. Ia hadir sejak langkah pertama keluar rumah, menyusup lewat masker yang tipis, dan menetap di paru-paru mereka yang terjebak rutinitas. Pilihan seolah tak tersedia—orang tetap harus bekerja, mencari nafkah, dan mengadu nasib di tengah kualitas udara yang terus memburuk.

Kemacetan kendaraan bermotor yang tak kunjung terurai, aktivitas industri, hingga pembangunan yang masif memperparah kondisi lingkungan. Setiap tarikan napas menjadi kompromi antara bertahan hidup dan mempertaruhkan kesehatan. Anak-anak, lansia, hingga pekerja sektor informal menjadi kelompok paling rentan, menanggung dampak yang kerap tak langsung terasa, namun perlahan menggerogoti tubuh.

Data Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan, paparan polusi udara dapat memangkas harapan hidup seseorang hingga hampir tiga tahun. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan alarm keras atas krisis kesehatan publik yang sedang berlangsung. Polusi udara bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mencuri waktu hidup masyarakat secara diam-diam.

Di tengah kenyataan tersebut, sikap tegas pemerintah menjadi keharusan, bukan sekadar pilihan kebijakan. Penanganan polusi udara menuntut keberanian untuk menata ulang transportasi, menekan emisi, dan menempatkan kesehatan warga sebagai prioritas utama. Tanpa langkah nyata dan konsisten, kota-kota besar berisiko terus tumbuh—namun dengan udara yang kian memendekkan usia penghuninya.

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Project Lead for Air Pollution Campaign CISDI, Wisya Aulia Prayudi, mengenai masalah polusi udara. Simak selengkapnya!

1. Menurut CISDI apa yang menjadi masalah utama polusi di kota-kota besar?

Polusi Udara di Jakarta memburuk
Polusi Udara di Jakarta memburuk. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Masalah utama polusi adalah sumber polutan. Saat ini kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang polutan yang besar di kota besar.

Ini berkaitan dengan tingginya populasi di area tersebut yang memengaruhi tingginya penggunaan kendaraan bermotor setiap hari.

Apakah terkait dengan padatnya tata kota dan jumlah populasi?

Di samping itu, tata letak kota memang juga ikut berperan dalam buruknya kualitas udara. Salah satunya, minimnya ruang terbuka hijau (RTH) yang membuat sumber oksigen dan filtrasi udara terbatas.

Apakah polusi bisa jadi penyebab terjadinya kemiskinan. Apa kaitannya kedua fenomena ini? Kemudian seberapa efektif jika polusi berhasil diatasi, bisa mengurangi kemiskinan?

Paparan polusi udara setiap hari mampu memengaruhi kualitas hidup atau kesehatan masyarakat. Hal ini membuat biaya berobat menjadi lebih tinggi, sehingga mengganggu keuangan keluarga atau individu karena tidak semua orang punya privilege mendapatkan asuransi kesehatan.

Selain itu, penurunan kesehatan akibat polusi bisa menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Beberapa kelompok masyarakat juga sangat bergantung pada pekerjaan harian untuk memenuhi kebutuhannya. Kesakitan yang diakibatkan polusi bisa menyebabkan pengurangan produktivitas yang berdampak pada kondisi finansial.

Menurut kami, korelasi antara pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas udara perlu diteliti lebih jauh, karena ada banyak faktor lain yang memengaruhi kemiskinan.

2. Mengenai polusi bisa mengurangi usia hidup seseorang bagaimana kaitannya?

Polusi udara Jakarta
ilustrasi polusi udara (pexels.com/Антон Хаткевич)

Ya, betul. Menurut Global Exposure Mortality Model, polusi udara bisa mengurangi rata-rata harapan hidup hingga 2,9 tahun. Kondisi ini bisa terjadi akibat buruknya udara yang kita hirup setiap hari, dan berdampak pada kesehatan setiap individu.

Polutan yang masuk ke dalam tubuh perlahan-lahan bisa merusak fungsi organ tubuh karena PM2.5, yang merupakan salah satu polutan berbahaya, bisa bersarang di dalam sistem jaringan tubuh manusia dan menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit pernafasan kronis sampai masalah jantung.

Menurut CISDI kebijakan apa yang bisa dilakukan pemerintah pusat maupun daerah?

Kebijakan apa yang bisa dilakukan, pertama, perlu meminimalisir sumber polutan. Sumber polutan, kendaraan bermotor bisa dikurangi dengan berbagai cara, seperti meregulasi mengimplementasi pengecekan emisi kendaraan bermotor secara berkala, bukan hanya kendaraan pribadi, namun juga kendaraan transportasi umum yang masih menggunakan bahan bakar fosil.

Kedua, perbaiki sistem transportasi umum, khususnya di wilayah urban dan sekitarnya. Buat sistem kendaraan umum lebih inklusif bagi semua lapisan masyarakat, contohnya kendaraan dan akses dibuat menjadi lebih disability friendly.

Ketiga, beri insentif bagi orang yang memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor yang lebih ramah lingkungan, dan mungkin beban pajak yang lebih tinggi bagi kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar minyak yang berkontribusi besar pada polusi.

Keempat, selain itu riset dan produksi BBM dengan angka RON yang lebih tinggi, agar polutan yang dihasilkan lebih minim, dan diberikan insentif agar meningkatkan daya beli masyarakat.

Kelima, berikan larangan tegas dan teguran kepada orang yang masih membakar sampah sembarangan.

3. Bagi masyarakat kelompok rentan terpapar polusi, apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir dampak gangguan kesehatannya?

Ilustrasi polusi udara
Ilustrasi polusi. (IDN Times/Rochmanudin)

Cek selalu AQI App sebelum berkegiatan di luar ruangan. Sebaiknya hindari waktu ketika kualitas udara sangat buruk. Jika keluar ruangan, sebaiknya menggunakan masker yang cukup efektif seperti KN95 dan KF94, yang menurut riset lebih efektif dalam melindungi diri dari polusi dari pada masker biasa.

Jaga kebersihan diri ketika sampai di rumah dan jaga kesehatan dengan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Apa andil dan peran yang bisa dilakukan anak muda untuk mengatasi masalah polusi?

Hal yang paling sederhana, terlibat dalam peningkatan kesadaran dan kampanye polusi udara dari setiap individu. Banyak sekali orang yang belum aware mengenai buruknya kondisi udara di area perkotaan, dan juga dampaknya bagi kesehatan. Belajar mengenai polusi udara dan memberi tahu orang lain merupakan langkah awal yang penting.

Selain itu, komunitas bisa melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan kemampuan mereka untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat dan melakukan edukasi pada masyarakat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Polri Periksa Perusahaan Buka Lahan di Hulu Sungai Garoga Hari Ini

09 Des 2025, 08:41 WIBNews