Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waspada Serangan Heatstroke di Arafah-Mina, Ini Gejala dan Cara Atasi

Jemaah haji mulai berangkat ke Arafah pada Senin (26/6/2023). (IDN Times/Sunariyah)
Jemaah haji mulai berangkat ke Arafah pada Senin (26/6/2023). (IDN Times/Sunariyah)

Makkah, IDN Times - Jemaah haji sudah bergerak menuju Arafah hari ini, Senin (27/6/2023). Untuk jemaah haji Indonesia, mereka bergerak menuju Arafah mulai pukul 07.00 - 24.00 waktu Arab Saudi. 

Pantauan IDN Times, jemaah haji Indonesia yang menginap di Hotel Marjan Almanar mulai meninggalkan hotel mereka pukul 11.46 waktu Arab Saudi untuk berangkat menuju Arafah melakukan wukuf.

Wukuf di Arafah adalah rukun haji, bila tidak dilakukan haji seseorang tidak sah. Wukuf di Arafah merupakan rangkaian dari puncak haji, di mana usai wukuf di Arafah dilanjutkan dengan menginap di Muzdalifah dan Mina, lalu melempar jumrah. Prosesi ini berlangsung mulai 27 Juni hingga 1 Juli 2023.

Puncak haji tahun ini berlangsung pada musim panas. Pada Senin siang suhu udara menyentuh angka 45 derajat celcius

Karena itu, jemaah diimbau mewaspadai terjadinya heatstroke saat kegiatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Heatstroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung, sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh hingga lebih dari 40 derajat celsius. Bila tidak segera ditangani, dapat merusak organ seperti otak, jantung, dan ginjal.

1. Gejala-gejala heatstroke yang harus diketahui jemaah haji

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah yang menjadi pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina, Tri Atmaja mengatakan, ada dua titik di Armuzna yang rawan terjadinya kasus heatstroke yakni Arafah dan Mina, sehingga perlu diwaspadai jemaah haji terutama lansia.

“Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke, terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jamrah selama tiga hari,” tutur dokter Atma.

Berikut gejala-gejala heatstroke yang harus dikenali jemaah haji agar terhindar dari bahaya tersebut:

1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius
2. Kelelahan
3. Kulit panas dan kering
4. Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat
5. Gangguan neurologis berupa  penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.

 

2. Penanganan heatstroke di Mina

Hal utama yang harus dilakukan bila mengalami gejala-gejala tersebut yakni harus segera ditangani.

“Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin, sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heatstroke,” ungkap Atma.

Di Mina, telah disiagakan tenaga kesehatan yang akan disebar pada jalur menuju jamarat. Tujuannya, jika ditemukan jemaah haji dengan gejala heatstroke dapat segera ditangani.

Penanganan heatstroke juga ada di Poskes utama Mina. Jemaah yang mengalami heatstroke akan ditempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, kemudian dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.

Namun penurunan suhu tubuh ini tidak bisa berlangsung cepat, oleh karena itu, selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh. Metode ini akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.

Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, akan dirujuk ke Rumah Sakit Mina Al-Wadi.

3. Penanganan heatstroke di Arafah

Sementara itu, Kasie Kesehatan Daerah Kerja Bandara Imron Cahyono, yang juga pelaksana Poskes Arafah mengatakan, penanganan heatstroke di Poskes Arafah menggunakan metode yang sama.

Penanganan kasus heatstroke tidak hanya dilakukan di Poskes utama Arafah, namun juga di pos satelit oleh Emergency Medical Team (EMT) untuk penanganan sementara. Ambulans juga disiagakan untuk mengevakuasi jemaah haji sakit dari Poskes satelit ke Poskes utama untuk perawatan lebih lanjut.

“Penanganan cepat kasus heatstroke di Arafah dilakukan oleh tim medis kami yang bertugas di pos satelit Arafah, dan bisa juga dievakuasi menggunakan ambulans untuk diberikan penanganan lebih lanjut di pos kesehatan utama di Arafah,” kata Imron.

Di Poskes utama Arafah, disediakan zona khusus untuk penanganan heatstroke dengan kapasitas sekitar 5 bed. Penanganan heatstroke di Poskes Arafah juga menggunakan metode kompres es dan handuk dingin untuk membantu percepatan penurunan suhu selama proses rehidrasi.

Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi Arafah.

“Di Pos Kesehatan Arafah selain zona triase yang meliputi zona emergency, zona observasi, dan zona pemulihan, disediakan juga zona khusus untuk penanganan heatstroke. Heatstroke kami buatkan zona tersendiri dengan kapasitas 3 hingga 5 bed,” tutur Imron.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us