Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Dituding Ingin Gagalkan Perdamaian China dan India

Bendera China (unsplash.com/runningchild)
Bendera China (unsplash.com/runningchild)
Intinya sih...
  • China menegaskan isu perbatasan dengan India bukan urusan negara lain
  • China dan India sepakat stabilkan hubungan pasca konflik
  • China menegaskan komitmen untuk memperkuat hubungan dengan India
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China menuduh Amerika Serikat (AS) mendistorsi kebijakan pertahanan Beijing dengan tujuan menghambat perbaikan hubungan antara China dan India. Tuduhan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi, pada Kamis (25/12/2025).

Lin Jian menyampaikan pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap laporan terbaru Pentagon yang menyinggung bahwa China memanfaatkan pelonggaran ketegangan perbatasan dengan India. Menurutnya, laporan itu tidak sesuai dengan fakta dan merupakan upaya AS untuk menabur perpecahan di kawasan Asia.

1. China tegaskan isu perbatasan dengan India bukan urusan negara lain

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, membantah tudingan bahwa Beijing memanfaatkan pelonggaran ketegangan perbatasan dengan India untuk menghalangi pendalaman hubungan antara AS dan India.

Lin Jian menegaskan bahwa China memandang hubungan dengan India dari perspektif strategis dan jangka panjang. Ia juga menilai isu perbatasan merupakan urusan internal kedua negara yang tidak memerlukan campur tangan pihak mana pun.

“Isu perbatasan adalah urusan antara China dan India, dan kami menolak campur tangan atau penilaian dari negara mana pun,” ujar Lin Jian, dilansir Business Standard.

Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan terhadap laporan Pentagon yang dirilis pada Selasa (23/12/2025). Dalam laporan tersebut, Departemen Pertahanan AS menyebut China kemungkinan memanfaatkan penurunan ketegangan perbatasan untuk menstabilkan hubungan bilateralnya dengan India serta mencegah penguatan kerja sama antara Washington dan New Delhi.

2. China dan India sepakat stabilkan hubungan pasca konflik

China dan India terus mengambil langkah untuk menstabilkan hubungan kedua negara setelah konflik militer yang terjadi pada 2020 di wilayah perbatasan Himalaya yang disengketakan. Sepanjang setahun terakhir, kedua pihak telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan militer dan diplomatik guna menegaskan kembali komitmen menjaga perdamaian di sepanjang Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC).

Pada Oktober 2024, Beijing dan New Delhi mencapai kesepakatan untuk menarik pasukan dari titik-titik konfrontasi di Ladakh timur. Kesepakatan tersebut diikuti dengan pertemuan antara Presiden China, Xi Jinping, dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di sela KTT BRICS. Pertemuan itu kemudian membuka jalan bagi pertemuan tingkat tinggi bulanan yang membahas pengelolaan perbatasan serta berbagai inisiatif kerja sama, termasuk pembukaan penerbangan langsung dan kemudahan visa.

Situasi di perbatasan China-India saat ini dilaporkan stabil dengan saluran komunikasi yang tetap terbuka. Namun, kedua negara masih menghadapi tantangan berupa ketidakpercayaan yang terus membayangi upaya memperkuat hubungan bilateral secara lebih luas.

3. China menegaskan komitmen untuk memperkuat hubungan dengan India

Lin Jian menegaskan komitmen Beijing untuk memperkuat komunikasi dengan India, meningkatkan saling percaya, mendorong kerja sama, dan mengelola perbedaan demi membangun hubungan yang sehat dan stabil. Dalam kesempatan yang sama, ia menolak keras distorsi terhadap kebijakan pertahanan China oleh AS yang dinilai bertujuan menabur perpecahan di kawasan.

Laporan Pentagon yang menjadi perhatian merupakan bagian dari kajian strategis terhadap kebijakan pertahanan China. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa China menargetkan kebangkitan nasional besar pada tahun 2049 dengan membangun kekuatan militer kelas dunia guna menjaga kedaulatan dan melindungi kepentingan nasionalnya. Pemerintah China menilai laporan itu sebagai dalih bagi AS untuk mempertahankan hegemoni militernya di Asia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

BMKG Ingatkan Risiko Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Nataru

26 Des 2025, 09:25 WIBNews