Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yasonna PDIP Kritik Keras Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto

Yasonna dan Basarah PDIP
Yasonna dan Basarah PDIP Melayat ke Kwik Kian Gie di RSPAD

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDIP, Yasonna Laoly, mengkritik wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto. Ia meminta pemerintah untuk mengkaji ulang wacana tersebut sebelum diumumkan ke publik pada Senin (10/11/2025).

Yasonna melihat, rencana penganugerahan gelar pahlawan untuk mantan mertua Presiden Prabowo Subianto itu menuai ragam reaksi publik.

"Sekarang terjadi pro kontra yang sangat besar ya. Jadi, reaksi-reaksi, kalau boleh ya kita berharap sebaiknya pemberian gelar pahlawan nasional betul-betul dikaji dengan baik lah," kata Yasonna di Gedung DPR RI, dikutip Kamis (6/11/2025).

1. Pemerintah diminta lebih hati-hati

Anggota Komisi XIII DPR RI Yasonna Laoly minta pemerintah tak kejar tayang bahas undang-undang. (IDN Times/Amir Faisol)
Anggota Komisi XIII DPR RI Yasonna Laoly minta pemerintah tak kejar tayang bahas undang-undang. (IDN Times/Amir Faisol)

Ia menilai, sebaiknya pemerintah memberikan penjelasan yang utuh kepada publik atas rencana pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto. Karena itu, ia berharap pemerintah memperhatikan perinsip kehati-hatian, dan tidak sembarang memberikan gelar pahlawan.

"Sebaiknya diberi penjelasan yang lebih sempurna karena ini tdk mudah. Jadi kalo pemberian gelar pahlawan nasional itu saya harap, kita berharap agar hati-hati lah. Ya. Itu aja," tutur anggota Komisi XIII DPR RI itu.

2. Alasan Soeharto dinilai layak terima gelar pahlawan

WhatsApp Image 2025-11-05 at 16.04.37 (2).jpeg
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, mengatakan Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional. Dia pun membeberkan sejumlah pertimbangannya.

Pertama, Fadli Zon menyebut Soeharto pernah memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 di DI Yogyakarta melawan Belanda. Ketika itu, pangkat Soeharto masih Letnan Kolonel.

"Dalam pengusulan, saya kira banyak (pertimbangan). Beliau (Soeharto) memimpin Serangan Umum 1 Maret. Itu sebagai contoh, 1 Maret itu serangan besar," ujar Fadli Zon di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/11/2025).

Fadli Zon mengatakan, Serangan Umum 1 Maret merupakan perisitwa penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa itu juga menjadi salah satu alasan Indonesia diakui dunia.

"Itu kan menandakan Pak Harto sebagai komandan pertempuran Serangan Umum 1 Maret punya jasa di dalam kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia," kata dia.

3. Soeharto pernah ikut perang di dalam dan luar negeri

WhatsApp Image 2025-11-05 at 16.04.36 (1).jpeg
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Di samping itu, Fadli menambahkan, Soeharto pernah ikut perang di dalam dan luar negeri. Banyak jasa yang dilakukan olehnya untuk bangsa ini.

"Belum lagi operasi pembebasan Irian Barat dan lain-lain. Jadi ada, ada rinciannya. Nanti rinciannya kalau mau lebih panjang nanti saya berikan," ucap dia.

Fadli Zon mengatakan, yang menyatakan Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional bukan hanya dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan (GTK). Menurutnya, Soeharto memenuhi syarat dari tingkat bawah hingga atas sebagai pahlawan nasional.

"Dari TP2GP (Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat) yang di dalamnya juga, di dalam TP2GP juga akan ada sejarawan, ada macam-macam tuh orang-orangnya di dalam itu, ada sejarawan, ada tokoh agama, ada akademisi, ada aktivis, ya, kemudian di Kementerian Sosial dibawa ke kami. Jadi memenuhi syarat dari bawah. Dari beberapa layer itu sudah memenuhi syarat," ujar dia.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

KSAD: Tak Ada Intervensi ke Sidang Prada Lucky, Semua Sesuai Aturan

06 Nov 2025, 23:30 WIBNews