Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yusron Ihza: G30S Adalah Episode Kecil untuk Gulingkan Bung Karno

IMG-20250930-WA0064.jpg
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Yusron Ihza menyebut G30S sebagai episode kecil untuk menggulingkan Bung Karno
  • Banyak peristiwa berkaitan dengan G30S, termasuk ditembaknya Presiden AS Kennedy dan alasan AS ingin menjatuhkan Sukarno
  • Dampak buruk G30S terasa hingga saat ini, termasuk lahirnya budaya korupsi di Indonesia setelah lengsernya Sukarno
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra menyebut, peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S merupakan bagian kecil yang dilakukan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Pertama RI, Sukarno.

Eks Wakil Ketua Komisi I DPR ini menyampaikan hal tersebut dalam peluncuran dan bedah buku novel miliknya, Trilogi Refleksi 60 Tahun G30S di Kompas Institute, Palmerah, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

"Saya ingin mengatakan bahwa ya, G30S itu adalah episode kecil untuk satu tujuan yang lebih besar, yaitu penggulingan Bung Karno itu sendiri," kata Yusron.

1. Banyak peristiwa yang berkaitan dengan G30S

IMG-20250930-WA0065.jpg
Trilogi Refleksi 60 Tahun G30S karya Yusron Ihza Mahendra, di Kompas Institute, Palmerah, Jakarta, Selasa (30/9/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Yusron menjelaskan, dalam bukunya yang berisi novel sejarah itu dibahas mengenai berbagai latar belakang peristiwa G30S untuk menjatuhkan Sukarno. Menurutnya, peristiwa tersebut punya keterkaitan pula dengan ditembaknya Presiden Amerika Serikat (AS), John F Kennedy, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dan Perjuangan Semesta (PRRI-Permesta); hingga menghancurkan citra Sukarno.

"Kesimpulannya menurut novel saya, penggulingan Bung Karno itu satu paket dengan penggulingan Kennedy. Kita tahu di sana pada tahun 1958, PRRI-Permesta gagal yang Amerika mendompleng di sana, tujuannya itu adalah untuk menjatuhkan Bung Karno," jelasnya.

"Banyak upaya dilakukan Amerika untuk menggulingkan Bung Karno sejak mengirim cewek cantik ke Istana. Lalu juga bagaimana misalnya Amerika membuat film porno palsu adegan tempat tidur antara Bung Karno dengan katanya para murid-murid Rusia, peristiwa Cikini, dan sebagainya. Tapi Amerika semua gagal," sambung dia.

2. Alasan menjatuhkan Sukarno

proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Sukarno (commons.wikimedia.org/Perpustakaan Nasional Indonesia)
proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Sukarno (commons.wikimedia.org/Perpustakaan Nasional Indonesia)

Adik dari Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra ini pun membeberkan alasan mengapa AS getol menjatuhkan Sukarno. Hal itu lantaran kuatnya figur Sukarno yang justru dianggap oleh AS sebagai ancaman.

Sukarno sendiri sangat dihormati dunia karena kebijakannya yang mampu mempengaruhi negara-negara lain. Di antaranya seperti lahirnya Konferensi Asia Afrika, gerakan Nonblok, Ganefo, hingga terbentuknya Poros Jakarta, Hanoi, Pyongyang, Phnom Penh. Poros itu dibentuk sebagai aliansi politik dan strategis selama era perang dingin untuk membentuk kekuatan anti-imperialis baru yang dikenal sebagai Nefos (New Emerging Forces).

"Sehingga itu amat mengganggu bagi AS di tengah suasana perang dingin, dan Amerika berusaha bagaimana caranya kita menjatuhkan Sukarno," jelas dia.

Terlebih, Sukarno dekat dengan Presiden AS Kennedy. Sementara banyak pihak penguasa di AS yang tidak suka dengan Kennedy.

"Kennedy telah berjanji untuk datang ke Jakarta, untuk berbicara dengan Bung Karno, dan sejauh yang saya baca, pada saat itu telah ada sumber yang terang bahwa pada saat Kennedy dan Bung Karno akan ada suatu deklarasi bersama, bahwa Bung Karno akan mengakhiri Ganyang Malaysia itu. Kalau Ganyang Malaysia itu diakhiri, berarti lawan-lawan politik Kennedy kalah," imbuh Yusron.

3. Dampak buruk G30S terhadap Indonesia terasa hingga saat ini

Relief peristiwa G30S PKI di Monumen Pancasila Sakti (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Relief peristiwa G30S PKI di Monumen Pancasila Sakti (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Lebih lanjut, Yusron meyakini, dampak buruk adanya G30S masih bisa dirasakan hingga saat ini. Lengsernya Sukarno yang kemudian digantikan oleh Soeharto melahirkan budaya buruk di Indonesia. Salah satunya korupsi yang merajalela.

Yusron sendiri akan membuat penelitian hubungan terkait G30S dengan buruknya pemerintahan di Indonesia.

"Saya ingin mencoba melakukan riset mendalami kaitan antara alam pikir yang kita saat ini dengan peristiwa G30S itu. Saya menduga kuat, walaupun harus membuktikan bahwa mungkin korupsi yang merajalela di negeri ini pun sebenarnya tidak terlepas dari proses panjang itu. Jadi korupsi yang ada di Indonesia boleh jadi bukan dikarenakan, hanya kerakusan alamiah bangsa Indonesia, melainkan hasil dari sebuah proses yang diciptakan oleh sistem," ungkapnya.

Logika sederhananya, kata Yusron, kepemimpinan Soeharto membuat internal bangsa Indonesia menjadi saling curiga dan tidak percaya. Hal ini yang memicu insting primitif manusia untuk menjadi egois dengan menyelamatkan diri sendiri.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Prabowo Sebut Permukaan Laut Jakarta Naik 5 cm per Tahun, Benarkah?

30 Sep 2025, 23:57 WIBNews