Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

2 Lelaki Meninggal akibat Antre BBM di Sri Lanka

Antrean BBM di Sri Lanka. (dok. LankaXpress)
Antrean BBM di Sri Lanka. (dok. LankaXpress)

Jakarta, IDN Times - Dua laki-laki Sri Lanka dilaporkan meninggal saat mengantre BBM di Sri Lanka. Total, ada 17 orang yang meninggal karena kasus yang sama.

Satu laki-laki berusia 59 tahun tiba-tiba terjatuh saat mengantre BBM di kota Kinniya, timur Sri Lanka. Dilansir dari News18, Sabtu (23/7/2022), ia telah mengantre selama dua hari di SPBU tersebut.

1. Satu korban lain meninggal karena berdesak-desakan

Sementara satu korban lainnya adalah seorang laki-laki berusia 70 tahun yang meninggal karena berdesak-desakan saat mengantre BBM. Ia berada di kota Mathugama, di barat Sri Lanka.

Sejak awal terjadinya krisis ekonomi di Sri Lanka, antrean BBM telah menjadi hal yang biasa di negara tersebut. Bahkan, antrean bisa mengular hingga berhari-hari.

2. Kerusuhan akibat berebut BBM

Menteri Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera meluncurkan program bernama National Fuel Pass yang memungkinkan warga mendapat BBM melalui distribusi. Sehingga, mereka tak perlu lagi mengantre.

Namun, belum diketahui pasti kapan kebijakan ini mulai berlaku. Pasalnya, banyak SPBU di Sri Lanka yang kehabisan pasokan BBM.

Akibatnya, kerusuhan antarwarga terjadi karena mereka berebut BBM. Selain BBM, warga juga kerap bentrok karena berebut kebutuhan sehari-hari yang harganya melambung tinggi di negara tersebut.

3. Warga Sri Lanka mulai memasak dengan kayu bakar

Seorang wanita  memindahkan tabung gas saat dia antre membeli gas di sebuah distributor di Colombo, Sri Lanka, pada 1 Juni  2022, di tengah krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. (ANTARA FOTO/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)
Seorang wanita memindahkan tabung gas saat dia antre membeli gas di sebuah distributor di Colombo, Sri Lanka, pada 1 Juni 2022, di tengah krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. (ANTARA FOTO/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)

Di sisi lain, karena langka dan mahalnya harga kebutuhan pokok, termasuk gas, maka warga Sri Lanka terpaksa kembali memasak dengan kayu bakar. Namun ternyata Sri Lanka juga kehabisan stok minyak tanah dan tak bisa mengimpornya bersamaan dengan impor bensin serta solar.

Warga yang mampu memakai kompor listrik juga bakal kesusahan karena Sri Lanka kini memberlakukan pemadaman listrik bergilir untuk penghematan.

Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terparah dalam sejarah negara tersebut lahir. Negara berpenduduk 22 juta orang ini bahkan hampir kehabisan bahan bakar dan telah berjuang selama beberapa bulan terakhir untuk membayar impor penting, seperti makanan, gas untuk memasak, hingga obat-obatan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us