30 Pejabat Peradilan Ekuador Jadi Terdakwa di Kasus Korupsi Narkoba

- Hakim di Ekuador memerintahkan 30 orang untuk diadili dalam kasus besar terkait kejahatan terorganisasi dan perdagangan narkoba.
- Kasus melibatkan sistem peradilan negara, termasuk pejabat provinsi, hakim, jaksa, mantan presiden pengatur sistem peradilan, serta staf dari Badan Penjara Nasional Ekuador.
- Dari 52 terdakwa awalnya, sekitar 12 menerima manfaat kerja sama dengan pihak berwenang sehingga diberikan pengadilan cepat dan hukuman lebih ringan. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses hukum dan menguak jaringan kejahatan yang lebih luas.
Jakarta, IDN Times - Seorang hakim di Ekuador memerintahkan 30 orang untuk diadili dalam kasus besar terkait kejahatan terorganisasi dan perdagangan narkoba pada Senin (7/10/2024). Kasus ini melibatkan sistem peradilan negara Andean tersebut, di mana terdakwa termasuk pejabat provinsi, hakim, jaksa, mantan presiden pengatur sistem peradilan, serta staf dari Badan Penjara Nasional Ekuador (SNAI).
Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan banyak orang penting dalam sistem hukum Ekuador. Di tengah gelombang kekerasan yang semakin meningkat akibat perang antara geng kriminal, Presiden Daniel Noboa menuding sistem peradilan terlalu lunak terhadap anggota geng. Ia menyerukan tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat.
1. Detail kasus dan para terdakwa
Dalam kasus yang tengah dihadapi, 30 terdakwa dipanggil ke pengadilan, termasuk mantan presiden regulator sistem peradilan Ekuador, seorang mantan jenderal polisi, dan sejumlah hakim serta jaksa. Mereka diduga terlibat dalam jaringan perdagangan narkoba yang merusak integritas sistem hukum negara.
Awalnya, 52 orang didakwa dalam kasus ini. Namun, sekitar 12 terdakwa menerima manfaat dari kerja sama dengan pihak berwenang. Mereka diberikan pengadilan cepat dan hukuman yang lebih ringan. Ini adalah salah satu upaya untuk mempercepat proses hukum dan menguak jaringan kejahatan yang lebih luas.
Hakim Manuel Cabrera, yang memimpin sidang pada Senin lalu, memutuskan bahwa tujuh terdakwa harus dibebaskan karena kurangnya bukti. "Kami menghormati keputusan hakim, namun akan tetap mengawasi perkembangan selanjutnya," ujar seorang juru bicara dari kantor kejaksaan, dikutip dari Reuters.
2. Awal mula kasus ini diinvestigasi
Investigasi ini dimulai setelah kematian Leandro Norero pada tahun 2022, seorang tersangka yang dituduh terkait dengan jaringan narkoba. Norero dibunuh di penjara saat menjalani hukuman karena pencucian uang. Kasus ini membuka jaringan yang lebih besar, menghubungkan berbagai pejabat dan otoritas yang diduga menerima uang dari aktivitas ilegal Norero.
Kejaksaan menuduh bahwa para terdakwa memanfaatkan dana yang diperoleh dari aktivitas kriminal untuk memindahkan pejabat-pejabat penting dalam sistem peradilan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan hukum dan memperlancar jalannya operasi kriminal mereka. “Kasus ini menunjukkan bagaimana korupsi dapat merusak setiap aspek sistem hukum kita,” kata seorang pejabat pemerintah Ekuador.
Seorang mantan legislator dari partai Revolusi Warga, yang sebelumnya dipimpin oleh mantan Presiden Rafael Correa, saat ini menjadi buron dalam kasus ini.
3. Operasi metastasis dan korupsi di Guayas

Operasi Metastasis, yang digagas oleh pihak berwenang Ekuador, tidak hanya membongkar kejahatan terorganisir tetapi juga mengungkap kasus korupsi di Pengadilan Provinsi Guayas. Kasus tersebut kini sedang diselidiki oleh kantor kejaksaan umum, dan diharapkan dapat memperlihatkan lebih banyak detail tentang keterlibatan pejabat dalam kejahatan ini.
Operasi ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintah Ekuador untuk membersihkan sistem peradilan dari pengaruh kriminal. Banyak pengamat berpendapat bahwa korupsi dalam sistem peradilan menjadi salah satu hambatan terbesar dalam memerangi perdagangan narkoba.
“Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam menindak kejahatan terorganisasi. Namun, tantangan masih sangat besar,” ujar seorang analis keamanan. Beberapa pihak berharap operasi ini dapat menjadi titik balik dalam memperbaiki sistem hukum di Ekuador.