Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

404 Korban Tewas Serangan Israel ke Gaza Mayoritas Anak-Anak

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • 404 warga Palestina tewas dan 562 lainnya terluka akibat serangan Israel ke Gaza.
  • Banyak korban tewas adalah anak-anak menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
  • Hamas memandang serangan Israel sebagai pembatalan sepihak gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025.

Jakarta, IDN Times - Serangan Israel ke Gaza terus berlanjut. Tercatat 404 warga Palestina tewas dan 562 lainnya terluka, akibat serangan besar-besaran di tengah gencatan senjata ini.

Serangan pada Selasa, 18 Maret 2025 ini terjadi di seluruh Gaza, termasuk di Khan Younis dan Rafah di Gaza selatan, Kota Gaza di utara, dan wilayah tengah seperti Deir el-Balah.

"Banyak dari mereka yang tewas dalam serangan itu adalah anak-anak," kata Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (18/3/2025).

1. Jumlah korban kemungkinan bertambah

Warga Palestina mengungsi dari Gaza Utara. (x.com/@UNRWA)

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sejauh ini 404 orang meninggal dan 562 lainnya terluka, dan telah tiba di rumah sakit di Jalur Gaza.

"Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan," kata kementerian tersebut.

Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan mereka memandang serangan Israel sebagai pembatalan sepihak gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025.

2. Israel izin AS saat mau serang Gaza

Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Di Washington, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, Israel telah berkonsultasi dengan pemerintah AS sebelum melakukan serangan ke Gaza.

"Hamas bisa saja membebaskan sandera untuk memperpanjang gencatan senjata, tetapi sebaliknya, memilih penolakan dan perang," kata juru bicara Gedung Putih Brian Hughes.

3. Israel cederai gencatan senjata

Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan pihaknya memandang serangan Israel sebagai pembatalan sepihak gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari.

"Netanyahu dan pemerintah ekstremisnya membuat keputusan untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata, yang akan membuat tahanan di Gaza menghadapi nasib yang tidak diketahui," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Mereka menyerukan kepada masyarakat di negara-negara Arab dan Islam, beserta komunitas internasional, untuk turun ke jalan guna memprotes serangan tersebut.

Kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ) menuduh Israel sengaja menyabotase semua upaya untuk mencapai gencatan senjata.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us