Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jubir Jihad Islam Abu Hamza Tewas dalam Serangan Israel 

Ilustrasi (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)
Ilustrasi (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)
Intinya sih...
  • Naji Abu Seif, juru bicara PIJ, tewas dalam serangan Israel di Nuseirat, Gaza.
  • Abu Hamza dikenal sebagai juru bicara perlawanan rakyat Palestina yang tak kenal takut dan fasih berpidato.
  • Serangan Israel juga menewaskan lima petinggi gerakan perlawanan lainnya di Gaza, memicu kembali eskalasi konflik antara Hamas dan Israel.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Juru bicara kelompok militer Jihad Islam Palestina (PIJ), Naji Abu Seif, terbunuh dalam serangan Israel di di Nuseirat, Gaza, pada Selasa (18/3/2025). Istri, anak, dan anggota keluarganya yang lain juga ikut terbunuh dalam serangan itu.

Kematian Naji atau yang dikenal dengan Abu Hamza dikonfirmasi langsung oleh PIJ tak lama setelah serangan Israel.

“Dengan penuh kebanggaan dan kehormatan, Gerakan Jihad Islam Palestina mengumumkan kepada rakyat Palestina yang agung dan kepada negara-negara Arab dan Islam tentang kesyahidan pemimpin Naji Abu Saif Abu Hamza”, kata PIJ, dilansir Palestine Chronicle.

PIJ menambahkan, pembunuhan Abu Hamzah tak akan menyurutkan perlawanan rakyat Palestina. Serangan semacam itu justru semakin memperkuat tekad mereka untuk terus berjuang.

1. Abu Hamza adalah tokoh terkemuka di PIJ

PIJ mengungkap bahwa Abu Hamza dikenal sebagai juru bicara perlawanan, yang tidak takut dicela karena pengabdiannya kepada Tuhan. Sosok tersebut fasih dalam berpidato untuk menyuarakan perlawanan rakyat Palestina.

“Abu Hamza mendedikasikan hidupnya untuk membela Palestina dan hak-hak rakyat Palestina, menjadi tokoh media terkemuka yang ditunggu-tunggu masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan dan sikap Saraya al-Quds,” tambah PIJ.

Sebagai juru bicara, Abu Hamzah kerap tampil di media dan memberikan keterangan terkait pergerakannya. Ia sempat melakukan wawancara eksklusif dengan media Lebanon, Al-Mayadeen, pada Juli 2024, di mana ia menegaskan terkait masa depan perang yang sangat menentukan.

Media Israel, Ynet News, mengatakan, Abu Hamzah bukan sekadar juru bicara, tetapi juga menjabat sebagai komandan unit roket PIJ. Posisinya yang amat penting membuatnya menjadi salah satu aktor yang paling ditargetkan Israel.

2. Lima pemimpin gerakan perlawanan lain juga ikut tewas

Serangan Israel pada Selasa juga ikut menewaskan lima petinggi gerakan perlawanan di Gaza. Di antaranya adalah anggota senior sayap militer Hamas Khamis Barhoum, Kepala Pemerintahan Hamas di Gaza Essam Al-Da'alis, Pejabat Keamanan Senior Hamas Bahajat Abu Sultan, Direktur Jenderal Kementerian Kehakiman Hamas di Gaza Ahmed Amar Abdullah Alhata, dan Direktur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hamas Mahmoud Abu Watfa.

“Abu Ubaida Al Jamassi, juga anggota biro politik Hamas di Gaza dan, menurut beberapa sumber, kepala komite darurat Hamas yang telah mengelola Gaza selama perang juga tewas semalam,” lapor Times of Israel.

Kematian ini menandai kembali eskalasi konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel. Israel memutuskan untuk kembali melancarkan serangan ke Gaza setelah gencatan senjata tahap satu berakhir dan tahap dua batal disepakati.

3. Israel kembali serang Gaza

Pasukan Israel Defence Force atau IDF. (commons.wikimedia.org/IDF Spokesperson's Unit)
Pasukan Israel Defence Force atau IDF. (commons.wikimedia.org/IDF Spokesperson's Unit)

Serangan pertama pasca gencatan senjata dilancarkan pada Selasa. Serangan itu telah menewaskan lebih dari 400 warga Gaza.

Al Jazeera melaporkan bahwa serangan kemarin berlangsung di hampir seluruh wilayah Gaza. Di Khan Younis, tank-tank Israel mulai bergerak dan menembaki kota Abasan.

“Sebagian besar serangan udara terjadi di daerah pemukiman padat penduduk, sekolah darurat, dan bangunan tempat tinggal tempat orang-orang berlindung,” kata Tareq Abou Azzoum dari Al Jazeera.

Israel mengklaim serangan tersebut dilakukan untuk memaksa Hamas membebaskan tawanan yang masih ditahan di Gaza. Tel Aviv menuduh bahwa Hamas sedang dalam tahap dipersenjatai kembali dan merencanakan serangan baru.

Israel telah menolak untuk memperpanjang gencatan senjata dengan dukungan AS. Sementara Hamas berpendapat bahwa kesepakatan harus terus berjalan sesuai perjanjian di awal.

Sejauh ini, ada sekitar 59 tawanan Israel yang tersisa di Gaza, yang kurang dari separuhnya diyakini masih hidup menurut pemerintah Israel. Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata dan mempertaruhkan nyawa para tawanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us