Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta AH-64 Apache, Helikopter Serang Legendaris Asal AS

potret sebuah Helikopter Apache dengan senjata yang mampu diusungnya (meta-defense.fr)

Helikopter serang AH-64 Apache atau yang lebih dikenal dengan nama Helikopter Apache merupakan helikopter tempur asal Amerika Serikat (AS) yang difungsikan sebagai helikopter serang darat untuk menyerang basis pertahanan musuh dan terutama untuk menghancurkan tank di medan perang, sehingga ia juga dijuluki sebagai "tank buster" atau penghancur tank. Tank adalah salah satu senjata yang paling ditakuti dalam peperangan darat sejak pertama kali diperkenalkan, kehadiran Apache menghilangkan dominasi tersebut.

Berbeda dengan pesawat tempur fixed wing konvensional, Helikopter Apache memiliki sejumlah kelebihan dalam hal manuver serta lebih lincah bergerak pada ketinggian dan kecepatan rendah yang sangat berguna di medan pertempuran dan misi pengawalan. Selain itu Apache hanya membutuhkan landasan sederhana dimana hanya terdapat ruang yang sangat terbatas di garis depan medan pertempuran. Apache sangat efektif untuk melindungi dan mendukung gerak maju pasukan di garis depan.

Nama Apache diambil dari nama salah satu suku Indian, penduduk asli benua Amerika yang terkenal dengan kemampuan dan strategi perangnya. Sudah menjadi tradisi di militer AS untuk mengambil nama suku asli Amerika tersebut untuk menamai helikopter-helikopternya karena hubungan sejarah yang panjang di antara mereka.

Ingin tahu lebih lanjut tentang helikopter serang AH-64 Apache? Berikut enam faktanya!

1. Diproduksi oleh tiga pabrikan aviasi ternama

"Combat Proven. Battle Tested",  demikian bunyi tagline di situs resmi Boeing untuk menggambarkan secara singkat Helikopter Apache ini. Awalnya Apache dikembangkan dan diproduksi oleh pabrikan Hughes Helicopters  (1975-1984) yang dibeli oleh perusahaan  McDonnell Douglas di tahun 1984. Pada tahun 1997 akhirnya perusahaan McDonnell Douglas merger dengan perusahaan Boeing yang mengembangkan dan memproduksi Apache hingga hari ini.

Dilansir Boeing, prototipe Helikopter AH-64 terbang perdana pada tahun 1975, varian pertamanya AH-64 A diproduksi pada tahun 1984 dan masuk dinas operasional Angkatan Darat AS pada tahun 1986. Hingga hari ini Boeing telah memproduksi Apache hingga varian terakhirnya AH-64 E, setiap variannya mengalami sejumlah peningkatan teknologi dari model sebelumnya. Dari varian AH-64 A hingga varian saat ini AH-64 E, ada satu hal yang tidak berubah dari Apache: reputasinya yang mendunia sebagai salah satu helikopter serang paling canggih dan terbukti handal di medan perang.

Secara teknis Apache memiliki dimensi panjang 14,68 m, tinggi 4,72 m, berat maksimum operasi sebesar 10 ton dan kecepatan maksimum sekitar 279 km/jam. Apache mampu beroperasi di segala cuaca dan mampu menggotong sejumlah senjata seperti: 16 buah peluru kendali penghancur tank: Hellfire, 76 buah roket dengan diameter 2.75 inci dan 1,200 butir peluru canon kaliber 30mm.

2. Helikopter serang dengan kursi tandem

potret kursi tandem untuk operator senjata dan pilot pada sebuah helikpter Apache (army.mil)

Apache merupakan helikopter serang dengan kursi tandem yang artinya membutuhkan dua orang awak untuk mengoperasikannya. Sistem senjata dan navigasi yang kompleks pada Apache membutuhkan pembagian tugas di antara pilot dan operator senjata sehingga awareness masing-masing awak tetap berada dalam performa terbaiknya ketika menjalankan misi tempur.

Dilansir science.howstuffworks, kokpit Apache dibagi ke dalam dua bagian, kokpit bagian depan dan kokpit bagian belakang. Pilot Apache duduk di kokpit bagian belakang dan operator senjata duduk di kokpit bagian depan helikopter. Dalam menjalankan misinya, pilot melakukan manuver pada helikopter dan operator senjata membidik serta menembakkan persenjataan di medan tempur. Baik kokpit bagian depan maupun bagian belakang sama-sama mampu mengendalikan penerbangan maupun persenjataan ketika karena suatu hal pilot atau operator senjata perlu untuk mengambil alih kendali helikopter secara penuh.

3. Telah teruji dalam medan tempur sesungguhnya

potret sebuah Helikopter Apache yang terlibat dalam Operasi "Badai Gurun" di Kuwait pada tahun 1991 (wearethemighty.com)

Dilansir army-technology, hingga saat ini Apache sudah menyelesaikan lebih dari 4 juta jam terbang dengan sekitar 1,3 juta jam terbangnya diselesaikan dalam misi pertempuran. Apache pertama kali digunakan dalam pertempuran di tahun 1989 dalam aksi militer AS di Panama. Peran Apache yang lebih signifikan selanjutnya terjadi pada tahun 1991 ketika pasukan multinasional yang dimotori AS dan sekutunya menggelar operasi militer bertajuk "Badai Gurun (Desert Storm Operation)"  untuk mengusir Irak dari wilayah Kuwait yang didudukinya. Meskipun tidak mendapatkan publikasi luas, dalam operasi "Badai Gurun" tersebut, Apache sebenarnya merupakan salah satu alutsista yang pertama kali menembakkan senjatanya ke pihak musuh.

Dilansir airforcemag, dalam pekatnya malam waktu itu, 8 buah helikopter Apache milik militer AS terbang melayang rendah dan membidik dua buah situs sistem radar pertahanan udara Irak pada jarak sekitar 6 km. Tidak lama setelahnya tembakan salvo rudal Hellfire menghancurkan situs radar tersebut sekaligus menandai dimulainya Operasi "Badai Gurun". Tembakan Apache tersebut merupakan momen kunci yang membutakan sistem peringatan dini dan sistem pertahanan udara Irak sehingga memudahkan tugas jet-jet tempur pasukan Sekutu pada hari pertama serangan.

Sekitar 20 menit setelahnya, sekitar 100-an jet tempur pasukan sekutu menderu dan melepaskan rudal-rudal pintarnya ke sasaran-sasaran strategis di wilayah Irak tanpa diganggu tembakan pertahanan anti serangan udara yang signifikan dari pihak musuh. Helikopter Apache telah teribat dalam berbagai operasi militer dan terus ada di medan konflik dan tempur hingga hari ini, menjadikannya sebagai salah satu helikopter militer yang paling dikenal dan berdaya guna di medan tempur.

4. Dijual ke sejumlah negara termasuk Indonesia

potret sebuah AH-64E Apache milik TNI AD (goodnewsfromindonesia.id)

Dilansir Boeing, pabrikan Boeing menyerahkan Helikopter AH-64 A Apache pertama kepada Angkatan Darat AS pada bulan Januari 1984. Setelahnya, Angkatan Darat AS dan negara-negara lainnya secara total telah menerima lebih dari 2.200 helikopter serang Apache dalam berbagai variannya.

Sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia menjadi operator Apache, diantaranya yaitu: Amerika Serikat, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Israel, Jepang, Korea Selatan, Kuwait, Belanda, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab dan Inggris. Hal tersebut membuktikan bahwa Apache dinilai mampu menjawab tantangan dunia pertahanan yang semakin kompleks saat ini.

Untuk Indonesia sendiri, TNI-AD mengoperasikan 8 buah varian Apache yang paling canggih yaitu AH-64 E Apache Guardian. Dilansir military-today, dibandingkan dengan varian sebelumnya, AH-64 E Apache Guardian memiliki sejumlah peningkatan teknologi seperti: penggunaan mesin General Electric T700-GE-701D yang lebih bertenaga, memiliki bilah baling-baling dengan material komposit terbaru yang didesain mampu bertahan terhadap terjangan peluru anti pesawat kaliber 23mm.

5. Pernah digunakan pasukan komando Royal Marine untuk misi penyelamatan

Helikopter Apache pernah digunakan pasukan komando Inggris untuk misi penyelamatan (sofrep.com)

Salah satu kisah unik dari Apache berasal dari Apache milik angkatan bersenjata Kerajaan Inggris. Dalam film-film peperangan, kita seringkali mendengar ungkapan semangat korps militer "Leave no man behind" atau jangan ada yang ditinggalkan. Dilansir wearethemighty, hal tersebut secara nyata dilakukan oleh pasukan komando Marinir Inggris ketika mereka melakukan serangan terhadap salah satu benteng kuat Taliban di Afghanistan pada tahun 2007 silam.

Pertempuran terjadi dengan sangat sengit, ketika pasukan komando tersebut menarik diri dari pertempuran untuk kembali ke markas, mereka menyadari ada satu orang kopral anggota mereka yang hilang. Dari radar pencari panas milik Apache mereka mendapatkan sosok seseorang dengan tanda kehidupan yang mulai melemah di salah satu sudut benteng tersebut. Pihak Taliban belum menyadari keberadaannya. Akhirnya keputusan untuk menyelamatkan anggota pasukan tersebut dibuat dengan cara yang dinilai nekat dan beresiko tinggi.

Untuk misi penyelamatan ini, 4 orang anggota pasukan komando mengikatkan diri pada sayap kecil dua buah Apache dan mendarat kembali di dalam benteng untuk melakukan misi penyelamatan. Anggota yang hilang tersebut akhirnya berhasil ditemukan meskipun sudah gugur dan dengan Apache dibawa kembali pulang ke markas. Mereka yang terlibat dalam misi penyelamatan nekat tersebut diganjar dengan penghargaan militer tertinggi.

6. Masih akan operasional hingga beberapa dekade ke depan

Helikopter Apache masih akan bertugas sebagai helikopter serang berat hingga beberapa dekade ke depan (boeing.com)

Sejak pertama kali masuk dinas operasional Angkatan Darat AS di tahun 1986, hingga hari ini Helikopter Apache dengan sejumlah variannya telah beroperasi dan membuktikan dirinya sebagai salah satu helikopter yang dapat diandalkan di medan pertempuran. Untuk beberapa dekade ke depan Apache masih akan menjadi tulang punggung helikopter serang kelas berat milik Angkatan Darat AS sebelum digantikan dengan platform yang baru. 

Dilansir flightglobal pihak militer AS memproyeksikan sebuah program masa depan bertajuk "Fast Flying Future Attack and Reconnaissance Aircraft" (FARA), sebuah platform helikopter kelas yang lebih ringan yang mampu bergerak lebih cepat dan bertugas untuk menghancurkan sistem pertahanan udara musuh serta mengamankan medan pertempuran untuk kehadiran Helikopter Apache yang memiliki kecepatan lebih lambat untuk melakukan tugasnya. Dua kandidat model helikopter, Bell 360 Invictus dan Sikorsky's Raider X saling bersaing untuk mendapatkan kontrak program ini.

Menurut pejabat militer AS, Program FARA tersebut bukanlah program yang akan dikembangkan untuk menggantikan Helikopter AH-64 Apache. Apache merupakan helikopter serang dan penghancur tank terbaik saat ini dan masih akan memainkan peran pentingnya di masa depan.

Seiring perjalanan waktu perkembangan teknologi akan semakin mengembangkan fungsi helikopter dalam hal kecepatan, kekuatan hingga daya hancurnya di medan tempur.  Semoga informasi ini bisa menambah wawasan mengenai salah satu jenis helikopter serang yang legendaris, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dodi Wijoseno
EditorDodi Wijoseno
Follow Us