Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Afrika: Adanya Kemungkinan Darurat Cacar Monyet

ilustrasi peta benua Afrika (Unsplash.com/James Wiseman)
ilustrasi peta benua Afrika (Unsplash.com/James Wiseman)
Intinya sih...
  • WHO kumpulkan para ahli untuk penilaian darurat karena wabah cacar monyet di Afrika.
  • Mpox menyebar melintasi perbatasan, menunjukkan perlunya pendekatan kolektif dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jean Kaseya, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika mengatakan, kemungkinan akan mengumumkan darurat kesehatan masyarakat karena meningkatnya wabah cacar monyet atau Mpox di Afrika.

Pada Rabu (7/8/2024), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya akan segera membentuk komite ahli guna memberi nasihat terkait apakah wabah Mpox yang meningkat harus dinyatakan sebagai keadaan darurat internasional.

Menurut CDC Afrika, setidaknya 16 dari 55 negara di Afrika telah terkena dampak Mpox. Sekitar 38.465 kasus telah tercatat dan 1.456 kematian telah dilaporkan sejak Januari 2022.

1. Melibatkan negara Uni Afrika agar mpox tidak jadi pandemi

ilustrasi (Unsplash.com/CDC)
ilustrasi (Unsplash.com/CDC)

Kaseya megatakan bahwa meningkatnya kasus Mpox dan penyebarannya yang melintasi perbatasan, telah mulai meminta keterlibatan aktif negara anggota Uni Afrika untuk mencegah wabah tersebut agar tidak menjadi pandemi.

"Kami berkomitmen untuk memobilisasi sumber daya dan memberikan bantuan teknis kepada negara-negara yang terkena dampak untuk mengendalikan wabah ini," katanya, dikutip The Guardian.

Dalam seminggu terakhir, 887 kasus baru terkonfirmasi Mpox telah dilaporkan. Tahun ini total menjadi 15.132 kasus, meningkat 160 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Burundi, Kenya, Rwanda dan Uganda telah melaporkan untuk pertama kalinya terinfeksi virus tersebut.

"Insiden baru ini menunjukkan perlunya pendekatan kolektif dan kolaboratif dalam mengekang penyebaran penyakit ini," jelasnya.

2. WHO kumpulkan para ahli untuk melakukan penilaian

Mpox adalah penyakit virus yang menyebabkan ruam yang menyakitkan dan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh. Penyebab virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus cacar.

Penyakit ini menyebar dari manusia ke manusia dan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung.

Dilansir AFP, WHO mengatakan akan segera membentuk komite ahli untuk memberi nasihat apakah wabah Mpox harus dinyatakan sebagai darurat internasional.

"Komite ini akan bertemu sesegera mungkin dan akan terdiri dari para ahli independen dari berbagai disiplin ilmu terkait dari seluruh dunia," kata bos WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Hanya Tedros yang bisa mendeklarasikan darurat berdasar saran dari komite ahli. Jika deklarasi itu dibuat, makan akan memicu tanggap darurat dari semua negara di dunia berdasar peraturan internasional.

3. Strain yang lebih mematikan

Tedros Adhanom Ghebreyesus (Twitter.com/UN Geneva)
Tedros Adhanom Ghebreyesus (Twitter.com/UN Geneva)

Mpox pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC). Sejauh ini, wabah juga sebagian besar terkonsentrasi di negara tersebut.

Dilansir Live Science, virus mpox dibagi menjadi beberapa kelas yang berbeda dalam tingkat kematian. Setidaknya ada dua subtipe yakni Clade 1 yang lebih ganas dan mematikan dan ini endemik di Kongo, Afrika Tengah. Lalu ada Clade 2 yang endemik di Afrika Barat.

Wabah yang berlangsung saat ini adalah cabang baru dari Clade1 yang dijuluki Clade 1b. Virus telah menyebar melalui rumah tangga dan dalam jaringan seksual. Tingkat kematian penderita antara 3 persen dan 6 persen.

"Clade 1b telah dikonfirmasi di Kenya, Rwanda dan Uganda, sedangkan Clade di Burundi masih dianalisis," kata Tedros.

Clade 1b menyebabkan ruam di seluruh tubuh, tidak seperti strain lain yang ruamnya biasanya terbatas pada mulut, wajah dan alat kelamin.

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us